Komunisme Berubah ? ; Sebuah Pengakuan Dosa Buat Sang ...

Edisi: 44/16 / Tanggal : 1986-12-27 / Halaman : 26 / Rubrik : LN / Penulis :


BALAI Sidang Ba Dinh, Hanoi, tak ubahnya monumen historis. Kongres ke-6 PKV (Partai Komunis Vietnam) yang berlangsung di sini pekan lalu telah menyaksikan pengunduran tiga pemimpin nasional, pemecatan tiga anggota, dan promosi lima anggota baru Politbiro. Di samping itu, masih ada "pengakuan dosa" yang diucapkan bekas Sekjen Truong Chinh dan "laporan dosa" yang tercakup dalam resolusi Partai. Seluruhnya dramatis. Chinh gagal mewujudkan sukses ekonomi -- dia cuma berkuasa enam bulan. PKV tidak berhasil mencapai sasaran yang ditargetkan Kongres ke-5 PKV, yakni stabilisasi ekonomi dan peningkatan taraf hidup rakyat. Partai sebaliknya telah membawa rakyat ke tepi jurang inflasi.

Kepada 173 anggota Komite Sentral diperintahkan untuk menata urusan fiskal dan terutama menekan laju inflasi serendah mungkin. Selama dua tahun terakhir inflasi mencapai laju 800 persen, hingga gaji pegawai nilainya rata-rata tidak lebih dari US$ 2. Baru saja November lalu Vietnam mendevaluasikan mata uangnya dari 15 dong per 1 US$ menjadi 80 dong per 1 US$. Tapi kemerosotan tidak cuma sampai di sini. PKV pada usianya ke-56 mengakui meluasnya korupsi, praktek suap, spekulasi, dan penyelundupan -- pokoknya, segala yang buruk dan seharusnya tidak ditemukan dalam sebuah masyarakat sosialis. Pada saat yang sama partai dengan sangat kecewa merinci beberapa kelemahan: produksi menurun, hasil investasi rendah, distribusi dan sirkulasi barang kacau, semuanya serba gawat. Tapi kongres PKV dengan jiwa besar mengakui bahwa kesalahan utama terletak pada kepemimpinan dan manajemen partai. Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Terjadilah drama politik yang seperti tanpa intrik: tiga serangkai Truong Chinh -- Pham Van Dong -- Le Duc Tho digantikan para reformis pragmatis, antaranya Nguyen Van Linh dan Vo Chi Cong. Proses alih pimpinan ini terlaksana sesuai dengan tradisi PKV: lancar, tanpa guncangan.

Tiga serangkai Chinh-Dong-Tho mengundurkan diri, tidak lain karena merasa "uzur dan kesehatan memburuk". Jika dikaji, sejarah pergantian pimpinan di berbagai negara sosialis di dunia, baru kali ini ada penguasa -- dengan kehendak sendiri melepas tahtanya. Kejutan ini kian lengkap karena penggantinya, sebuah triumvirat baru, ternyata masih seangkatan dengan pemimpin terdahulu. Mereka, Linh, Cong, dan Kiet (yang terakhir ini belum pasti), hanya beberapa tahun lebih muda, 71-75 tahun. Yang penting, mereka bertekad melaksanakan reformasi ekonomi, satu strategi yang gencar digalakkan supremo Soviet Mikhail Gorbachev, sejak satu tahun berselang. Kebijaksanaan yang sama telah dimulai beberapa tahun sebelumnya oleh Deng Xiaoping di RRC.

Bekas Sekjen PKV (Partai Komunis Vietnam) Truong Chinh, 79, baru lima bulan berkuasa di Vietnam, menggantikan Le Duan yang meninggal Juli silam. Pernah menonjol sebagai penganut garis keras dan belakangan berbalik mendukung reformasi, Chinh tampaknya kurang mendapat sambutan di Moskow. Gorbachev membiarkan ia menunggu di Moskow, sementara ia mengucapkan pidato Asia-Pasifiknya yang terkenal itu dari Vladivostok, Juli lalu. Ternyata, di negeri sendiri. Chinh juga tidak populer. Kantor berita AP (Assocated Press) melaporkan dari Hanoi bahwa pengunduran diri Chinh dan kawan-kawan telah diputuskan secara intern oleh PKV beberapa waktu sebelum kongres berlangsung pekan silam. Tiga serangkai Truong Chinh, Pham Van Dong, dan Le Duc Tho dianggap "terlalu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…