Subuh Berdarah Di Paotere

Edisi: 03/15 / Tanggal : 1985-03-16 / Halaman : 59 / Rubrik : KRI / Penulis :


PUJI, 15, berlari di kegelapan malam. Tubuh gadis itu menggigil karena kedinginan dan ketakutan. Para tetangga hampir tidak percaya sewaktu Puji, dengan suara gemetar, memberi tahu bahwa ibu, kakak, kakek, dan neneknya tewas terbunuh. Bahkan adik Puji, Rahmatia, yang berusia lima tahun, hampir pula menjadi korban kalau tidak segera melarikan diri.

Puji tidak berbohong. Ketika para tetangga berdatangan, Sabtu subuh lalu, dari dalam rumah Puji, di Pantai Paotere, Ujungpandang, memang tercium bau amis darah. Yang mula-mula terlihat adalah mayat Daeng Mawang, 55, yang tergeletak di ruang tamu dengan luka di punggung dan tenggorokan.

Istrinya, Daeng Ceba, 50, ditemukan di ruangan lain. Kepalanya hampir terbelah, dan sebilah parang taJam, senjata yang diduga dipakai pembunuh, tergeletak disisi korban. Di ruangan Itu juga terbujur Baso alias Muzakkir, 17, cucu mereka, dengan luka lebar di bagian leher.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…