NASIB DI SEPANJANG SUNGAI

Edisi: 13/13 / Tanggal : 1983-05-28 / Halaman : 77 / Rubrik : SD / Penulis :


TAK ada tanda-tanda akan turun hujan malam itu. Arus Sungai Kapuas pun tenang. Karena itu Nasran bin Utuh juru mudi Bis Air Setia Budi yang sedang melayari sungai itu tenang-tenang saja. Ia lantas menyerahkan kemudi kepada awak bis, Juma'ah, 20 tahun. Nasran yang dari siang memegang kemudi, mau istirahat tidur.

Pada mulanya, Juma'ah juga tak merasa waswas. Para penumpang dan awak kapal yang lain, termasuk Nasran, lelap di kursi. Tapi menjelang dini hari, Juma'ah mulai diganggu kantuk. Dalam keadaan setengah mengantuk itulah, bis air itu tanpa disadarinya merapat ke pinggir sungai. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras. Juma'ah kaget. Bis air yang dikemudikannya menabrak tepi sungai. Segera ia membanting kemudi ke kanan kuat-kuat. Akibat bantingan itu arus air ikut mendorong lambung, sehingga bis berbalik arah dengan guncangan keras.

Penumpang panik -- dan ini membuat bis tambah miring sambil melaju ke hilir. Nasran yang kemudian terjaga sia-sia membantu Juma'ah. Dini hari, sekitar pukul 03.00, 4 Mei yang lalu, Bis Air Setia Budi tenggelam dengan sebagian penumpang tak sempat menyelamatkan diri.

Musibah itu tergolong kecelakaan terbesar di Kalimantan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. Sebanyak 36 mayat beberapa di antaranya tak dikenal -- berhasil ditemukan. Awak bis bisa menyelamatkan diri, termasuk juru mudinya, Nasran. "Musibah itu benar-benar di luar dugaan," kata Nasran, 40 tahun, dengan sedih. "Saya belum tahu, bagaimana nasib saya nanti," katanya ketika ditemui di ruang pemeriksaan Kepolisian Kores 1312 Kuala Kapuas, Kalimantan Selatan.

Nasran diperiksa dan ditahan sementara. Ayah 7 anak yang sudah 3 tahun bekerja di Bis Setia Budi ini, dianggap bertanggung awab atas kecelakaan itu. Ia mengakui dan tak ingin lari dari tanggung jawab itu. Ia menerima apa adanya dan menyebut kejadian itu sebagai "nasib lagi sial". "Dua bulan sebelum pengalaman pahit ini, saya sudah ingin berhenti," lanjutnya dengan pedih.

Sejak 1971 Nasran sudah mengenal liku-liku Sungai Kapuas yang membujur dari Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Selatan. Lelaki yang hanya berpendidikan sekolah rakyat ini mulanya menyewa kapal kecil untuk berdagang. Ia mengantungi STK…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…