Suara Dari Lembaga Kehidupan...
Edisi: 16/13 / Tanggal : 1983-06-18 / Halaman : 73 / Rubrik : KRI / Penulis :
SEJAM sebelum ajal menjemputnya, Madadi masih sempat bicara soal nasib kepada tetangganya, Abdul Jalil. "Teman-teman gue sudah banyak yang diculik dan tidak kembali lagi. Walaupun gue sudah sadar, tapi takut juga diincar," kata AbdulJalil, menirukan keresahan sobatnya itu disaat-saat terakhir.
"Pokoknya gue akan menghilangkan semua tato ini, dengan cara apa pun, walau sakitnya kayak apa pun," tekadnya, sebelum meninggalkan temannya dan berangkat tidur bersama istri mudanya, Nanik. Kekhawatiran Madadi malam itu juga jadi kenyataan.
Nanik membenarkan bahwa sebelum mereka kawin, suaminya itu termasuk penjahat. "Tapi telah saya bimbing sampai menjadi baik dan tidak pernah keluar malam," tambah Nanik. Madadi, kata istrinya itu, tiga bulan terakhir benar-benar tidak pernah keluar malam sama sekali. Kegiatannya hanya membantu dagangan istrinya di kios kelontong.
Namun, adanya penembakan dan penculikan misterius, tak urung membuat Madadi gelisah juga. Pernah Madadi berpesan kepada Nanik: "Kalau saya mendahului kamu bereskanlah mayat saya menurut agama kita."
Nur Hasanah, istri tua Madadi yang tinggal di rumah ayah almarhum di Warakas, membenarkan bahwa suaminya telah bertobat sejak kawin lagi dua tahun lalu. Sebelumnya, dibenarkannya, Madadi sering keluar masuk-penjara. Pertama kali ia dijatuhi hukuman pada 1972. "Waktu itu ia difitnah: membongkar rumah orang," ujar Nur.
Pernah pula Madadi ditembak polisi karena mencoba lari dari tahanan. Kata Nur, lelaki yang menikahinya 15 tahun lalu itu, biasanya hanya memberi nafkah istri dan tiga anaknya sebanyak Rp 1.000 sehari. "Uang itu dari hasil dagangan bersama Nanik. Dengan uang segitu, kami kadang-kadang bisa dua hari tidak makan," ujar Nur sambil mengusap air matanya, di samping madunya. Walau begitu ia sangat sedih kehilangan suaminya itu. "Sekarang saya tidak tahu dari mana mendapat belanja untuk menghidupi anak-anak itu," kata Nur Hasanah yang mengaku tidak punya penghasilan sendiri.
korban penembakan di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…