Warisan Berdarah

Edisi: 18/13 / Tanggal : 1983-07-02 / Halaman : 58 / Rubrik : KRI / Penulis :


GAGAL menjual rumah dan tanah warisan, Ukur Sitepu menjadi berang. Soalnya, rumah dan tanah seluas sekitar 100 m2 di Gang Kantil, Desa Selayang II, Kecamatan Medan Baru, itu sudah ada yang menawar Rp 1,5 juta. Tahu-tahu yag hendak membeli membatalkan niatnya.

Ukur segera mendatangi Ratna. Karena adiknya itulah yang diduga menjadi penyebab kegagalan transaksi. Pertengkaran terjadi. Dan Ukur, karena mata gelap, menghantamkan potongan kayu ke kepala adiknya. Ratna, 28 tahun, pun tersungkur. Anaknya yang berumur delapan bulan menangis panjang. Ukur makin kalap. Dibekapnya mulut si orok dengan kasur. Tak hanya tangisnya terhenti. Hilanglah dua nyawa, 10 Juni malam lalu, saat orang ramai membicarakan gerhana matahari yang akan terjadi esok harinya.

Lepas "kerja keras", Ukur tak segera beranjak. Tengah malam, dengan seutas tali, Ukur kemudian mengikat kaki dan tangan Ratna. Mulutnya pun disumpal. Langkah berikut, ia membuka pintu belakang, lalu menceburkan tubuh adiknya ke dalam sumur. Bagaimana keadaan kemanakannya, tak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…