Semut-semut Di Gudang Uang
Edisi: 22/13 / Tanggal : 1983-07-30 / Halaman : 20 / Rubrik : KRI / Penulis :
TOKO Emas Kendi di Coyudan, Solo, sore itu sudah hampir tutup ketika muncul seorang lelaki keturunan Cina. Dengan tutur kata yang ramah, ia menawarkan sebentuk cincin kepada pemilik toko, Candra Putranto. Tawar-menawar terjadi dan Candra akhirnya setuju membeli cincin seberat empat gram lebih itu dengan harga Rp 45 ribu.
Lelaki ramah tadi agak aneh, ternyata menolak dibayar dengan uang kontan. "Soalnya cincin ini milik famili saya. Kalau dibayar dengan uang tunai, nanti dikira saya mencatut. Lebih baik dibayar pakai cek saja," katanya. Karena alasan yang dikemukakan cukup masuk akal, "permintaannya saya turuti," kata Candra pekan lalu. Ia pun segera meneken selembar cek -- yang dikeluarkan Bank Agung Asia di kota itu -- senilai Rp 45 ribu.
Siapa mengira cek tersebut bisa berubah nilai sehingga Bank Agung Asia kebobolan Rp 4 juta lebih? Lelaki di atas ternyata bukan sekadar menjual cincin. Ia seorang penipu yang licin. Sampai pekan lalu polisi Solo belum berhasil menjejaki, apalagi menangkapnya.
Cara yang ditempuh si penipu sebenarnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…