Pahlawan Kamra

Edisi: 37/13 / Tanggal : 1983-11-12 / Halaman : 64 / Rubrik : KRI / Penulis :


SAMBIL melangkah, Sersan Polisi Dudung menyiapkan pistolnya. Rumah di tengah sawah itu memang ibarat kandang macan. Di situ tinggal Nursalim, 50, pemimpin rampok yang ditakuti di Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, bersama anak, istri, dan menantunya.

Rumah itu tampak sepi. Maklum, meski masih siang dan matahari bersinar, hujan sedang turun. Tanpa ragu Dudung membuka pintu dan melangkah masuk. Tiba-tiba saja ia diteriaki, "Perampok!" Dan sebelum anggota polisi itu bisa berbuat sesuatu, sebilah parang panjang menhantam lengan kanannya, pistolnya mentah dan sekali lagi mata parang terayun ke punggung Dudung. Nursalim mengamuk.

Aspan, petugas Keamanan Rakyat (Kamra) yang menunggu di luar, menjadi sasaran berikutnya. Lelaki setengah umur itu sama sekali tak berdaya menghadapi Nursalim yang sedang beringas. Apalagi ia lagi tak enak badan. Maka, dalam sekejap, lengan kirinya putus terbabat parang dan detik berikutnya, pinggang dan punggungnya menjadi sasaran. Ia pun rebah bersimbah darah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…