KUPING-KUPING PEMERINTAH

Edisi: 05/13 / Tanggal : 1983-04-02 / Halaman : 52 / Rubrik : SD / Penulis :

MAHATMA Gandhi wafat. Seluruh dunia kaget. Senja itu, 30 Januari 1948, di tengah ratusan ribu pengikutnya orang besar dari India itu sedang dalam perjalanan menuju sebuah pertemuan rohani di Delhi, ketika tiba-tiba seorang pemuda Hindu fanatik bersujud di hadapannya, lantas mengacungkan pistol. Ketika itu R.S. Guritno, adalah salah seorang di antara sedikit orang-orang Indonesia yang pertama kali mendengar berita besar tersebut.

Ketika itu, sebagai petugas monitoring di RRI Yogya, Guritno kebetulan sedang memonitor warta berita dari All India Radio."Berita penting itu langsung saya salin dari bahasa Inggris dengan steno, sebab ketika itu tidak ada alat perekam," tutur Guritno, kini 54 tahun, yang sekarang menjadi kepala seksi monitorin RRI Jakarta. Setelah diketik, berita tersebut ia sampaikan ke redaksi siaran untuk disiarkan dalam bahasa Indonesia.

Guritno menyayangkan para petugas monitorin sekarang kurang memiliki kemampuan bahasa asing seperti para pendahulu mereka. "Dulu banyak rekan saya yang menguasai bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Prancis," katanya. Di antara 10 orang stafnya kini, tiga di antaranya sarjana, tidak ada yang menguasai bahasa asing.

Untunglah kini ada belasan stasiun radio asing yang juga mengudarakan siaran berita dalam bahasa Indonesia - seperti Radio Australia, Singapura, Malaysia, India, Pakistan, RRC, Korea, Jepang, Arab Saudi, Mesir, Belanda, Jerman Barat, AS, Filipina, Moskow. Dan sekarang RRI Jakarta sudah mendidik dua orang monitor agar bisa menerima berita dalam bahasa asing. "Berita dalam bahasa Inggris jauh lebih baik dan lebih cepat. Kita bisa menerimanya beberapa jam sebelum disiarkan oleh radio yang sama dalam bahasa Indonesia," tambahnya.

Menurut pengakuan para petugas monitoring, tidak sedikit rekan mereka yang menjadi tuli, setidak-tidaknya kurang pendengaran,…

Keywords: -

---

Foto Terkait