ISLAM DAN SABAH DI PIKIRAN MARCOS

Edisi: 47/11 / Tanggal : 1982-01-23 / Halaman : 18 / Rubrik : LN / Penulis :


ANGIN Laut Cina Selatan bebas tanpa penghalang menerpa barak-barak reot berdinding papan. Rumah berbentuk panggung itu berjarak hanya 50 meter dari garis pantai Malaysia Timur. Gadis-gadis kurus malu-malu memegangi rok panang mereka dari gangguan angin. Anakanak telanjang berebutan air tawar yang terpancar dari pompa tangan. Begitu pemandangan setiap sore di kompleks penampungan pengungsi Filipina Selatan di Kinarot, 20 km ke selatan Kota Kinabalu, Sabah. Sumpek dan kotor--sama dengan dua kompleks serupa lainnya di Semporna dan Sandakan (juga di Sabah).

Menampung sedikitnya 10.000 orang, kehadiran kamp itu jadi beban PBB, tapi cukup memusingkan pernerintah negara-bagian Sabah. Kinarot, misalnya, setiap hari mengirim ratusan pengemis, bahkan penjambret dan perampok ke Kinabalu. Dengan nada kesal Datuk Douglas Lind, 31 tahun, jurubicara Ketua Menteri Sabah berkata, "Entah bila mereka akan bisa pulang ke negeri mereka." Mungkin lama lagi. Konflik bersenjata di Filipina Selatan masih berlarut-larut.

Tapi hubungan Filipina dengan Sabah tidak hanya soal pengungsi. Filipina masih belum melepaskan tuntutan atas negeri itu dengan dalih Sabah dulu termasuk wilayah Kerajaan Sulu. Maka Datuk Douglas mengelak berbicara tentang pengungsi itu. "Kami tak boleh membicarakan soal itu. Semuanya urusan Kerajaan Persekutuan (pemerintah pusat - red.) di Kualalumpur," katanya kepada TEMPO.

Bagi Kualalumpur, Sabah sudah jelas jadi bagian Malaysia. Suatu kenyataan. Malaysia tampaknya tak akan melepaskan wilayah itu, walau bagaimanapun kerasnya tuntutan Filipina. (lihat: Teringat zaman Sultan Sulu).

Namun Sabah suatu soal yang lebih peka pula bagi Filipina. Ini bisa terlihat dari kerasnya reaksi Menlu Filipina Carlos Romulo terhadap wawancara pers Leo Lopulisa. Dubes Indonesia itu, menurut Bulletin Today yang terbit di Manila, berpendapat bahwa Filipina sebaiknya melepaskan tuntutannya atas Sabah. Membacanya, Romulo yang berusia 83 tahun itu konon segera naik pitam, hingga keluar keterangannya yang membuat Dubes Lopulisa betulbetul dapat pelajaran (lihat Nasional). Bahwa soal Sabah belum dilupakan, sejumlah anggota Partai Liberal (oposisi) mengingatkannya lagi awal Desember. Mereka mendesak Presiden Marcos agar mempertegas tuntutan atas Sabah. Berita ini sempat ditonjolkan oleh media Filipina. Tapi Marcos menegaskan bahwa "tak perlu kita membicarakan soal Sabah sekarang."

Di satu pihak, Marcos menolak mempertegas tuntutan atas Sabah. Di lain pihak, ia belum bersedia mencabut tuntutan itu. Kenapa? Tanda tanya ini belum terjawab. Tapi adalah Ferdinand F. Marcos yang berjanji di Kualalumpur (waktu KTT-ASEAN 1977) bahwa dia akan mengatasi sengketa Sabah demi kepentingan keutuhan ASEAN. Sementara itu Sabah berperanan sekali dalam pemberontakan Moro di Filipina Selatan.

Melalui Sabah bantuan keuangan dan senjata dari Libya mengalir untuk MN LF (Moro National Liberation Front). Abul Khayr Alonto, orang kedua MNLF (setelah Nur Misuari) mengakui kepada TEMPO bahwa ratusan pejuang Moro mendapat latihan militer di Malaysia (Sabah) pada awal 1970-an. "Mereka muslim dan kami muslim, mengapa kami tak pergi ke sana," kata Alonto (lihat Isi Hati Bekas Pemberontak).

Di kamp pengungsi di Sabah sampai tahun 1976 masih berkeliaran orang Moro bersenjata. Mereka kemudian menyelusup lagi ke Mindanao (Filipina Selatan). Seolah Sabah menjadi tempat mereka meloncat. "Tapi sekarang tak ada lagi yang punya senjata di sini," ujar Inik, Wakil Kepala Kampung Kinarot, pengungsi asal Tawi-Tawi, Filipina Selatan: "Di sini mungkin ada Moro, tapi pasti tanpa senjata."

Pemerintah Sabah bersikap banting setir sejak Partai Berjaya (partai multirasial) berkuasa,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…