Kejahatan Asuransi ; Mati Dalam Asuransi Sebuah Modus...
Edisi: 44/11 / Tanggal : 1982-01-02 / Halaman : 70 / Rubrik : KRI / Penulis :
SESOSOK mayat membusuk ditemukan di semak-semak pinggir jalan raya dekat Desa Sambirejo, Kendal, Jawa Tengah. Sebuah peluru bersarang di batok kepalanya dan sebuah lagi menembus mulut sampai kuping kiri. Anehnya, di kaus kaki mayat, polisi menemukan secarik kertas yang bertuliskan: "Saya dirampok oleh tiga orang laki-laki bersenjata, satu di antaranya bersenjata api dengan tato jangkar di lengan kanan dan berkumis tebal". Sebuah KTP, ditemukan bersama kertas itu, atas nama: Hendrik Benyamin dengan alamat Jalan Petojo Sabangan II/27 A, Jakarta Pusat.
Tidak disangka, penemuan mayat ini mengungkapkan adanya jenis "kejahatan asuransi". Hendrik sebelum dibunuh, sudah diasuransikan lebih dulu oleh seorang bernama Freddy S. Lesmanto pada Periscope Insurance Company Ltd, dengan nilai pertanggungan US$ 1 juta. Kodak Metro Jaya yang sampai pekan lalu masih terus mengusut liku-liku pembunuhan itu, telah menahan beberapa orang tersangka, termasuk Freddy yang dituduh sebagai "otak". Nyonya Tantia Sandora--istri Hendrik -- yang diduga polisi terlibat dalam kasus ini, setelah ditahan beberapa hari, dikenakan tahanan luar dengan wajib lapor dua kali seminggu.
Mayat yang sudah berulat dan dikerubungi lalat itu, ternyata ada hubungannya dengan ditemukannya mobil Honda Civic tiga hari sebelumnya, 13 September 1981, di Seteran Tengah, Kotamadya Semarang.
Tiga hari kemudian, 16 September, polisi membawa Ny. Tantia ke Kendal untuk melihat mayat itu. Nyonya itu memastikan mayat yang sudah rusak itu sebagai suaminya. Dan tulisan di secarik kertas itu, "menurut Tantia memang tulisan suaminya," ujar Kapten Pol. Moechi Cholil, Komandan Reserse Kendal. Tantia mengaku sudah 21 tahun hidup berumah tangga dengan Hendrik Benyamin.
Cholil agak mencurigai Tantia. Sebab nyonya itu lancar saja bercerita, tanpa rasa sedih. Kata Tantia, suaminya berangkat dari Jakarta sendirian 12 September sore hari, dengan tujuan Surabaya mengendarai Honda Civic. Waktu berangkat, kata istrinya, Hendrik membawa uang Rp 8 juta, arloji Omega dan kalung emas 30 gram. Rencana Hendrik hendak membuka cabang perusahaan konpeksinya di Surabaya. "Nyonya itu tidak tampak berduka," ujar Cholil memihak.
Perwira polisi ini memperhatikan kembali tulisan Hendrik. Kecurigaannya bertambah lagi: kertas itu dipotong…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…