WANITA ITU DI TENGAH JALAN

Edisi: 44/11 / Tanggal : 1982-01-02 / Halaman : 77 / Rubrik : SD / Penulis :

DENGAN keringat di seluruh wajah, Ani Kasriyati berdiri di tengah perempatan Jalan Pucang Surabaya. Sambil sekali-sekali membunyikan peluit, tangannya mengacung-acung menyuruh kendaraan berlalu. Seorang pengendara sepeda tiba-tiba menyelonong melawan arus lalu-lintas dari depan.

Ketika siang itu, 22 Desember 1981, berbagai organisasi wanita memperingati Hari Ibu, wanita di perempatan jalan itu mencoba menghardik-hardikkan suara peluitnya. Namun si pengendara sepeda tak hirau, malahan memberi aba-aba agar kendaran di depannya berhenti. Dengan beringas wanita itu melompat, lalu mencekal bahu pengendara sepeda. "Tunggu giliran, jangan berjalan dulu," Ani menghardik. Namun si pembawa sepeda tak peduli. Dengan meliukkan tubuhnya ia lolos, dan lari menembus kemacetan lalu-lintas.

Ani Kasriyati, salah seorang dari 125 wanita hansip pembantu lalu-lintas di Surabaya kesal juga melihat polah pengendara serupa itu. "Karena saya wanita, para pengendara suka seenaknya," keluh Ani, 27 tahun. Padahal, tambahnya, lalu-lintas diatur untuk keselamatan pengendara sendiri.

Tapi tak selamanya ia harus kecewa. Lalu-lintas di depan Rumah Sakit Karangmenjangan Surabaya terkenal selalu macet karena arus dan tumpukan becak tak putus-putus. Untuk menghalau para abang becak yang parkir maupun beralan seenaknya, tak kurang dari tujuh orang hansip lalu-lintas pernah dikerahkan berganti-ganti. Semua kewalahan, bahkan ada yang minta berhenti sebagai hansip jika terus-terusan ditempatkan…

Keywords: -

---

Foto Terkait