PENGAMEN YANG MENYANDANG NASIB

Edisi: 27/12 / Tanggal : 1982-09-04 / Halaman : 65 / Rubrik : SD / Penulis :


BILA tersenyum, gigi-giginya yang rata tampak kekuning-kuningan. Berkain kebaya murahan, otot-otot tangannya sulit disembunyikan. Itulah Warti alias Warsono, banci pengamen asal Sala.

Dengan terbang kecrek (tamborine) di tangan kanan dan tas tangan di lengan kiri, dia biasa mendatangi kumpulan orang di warung, restoran, dirumah-rumah di kampung-kampung atau di mana saja. Biasanya, tanpa salam atau tegur sapa terlebih dulu, dia langsung membunyikan alat musiknya dan tarik suara membawakan lagu-lagu dangdut. Orang pun mengulurkan kepingan Rp 50, Rp 100 atau kadang Rp 25. Uang itu langsung dia sisipkan di balik kutangnya. Tapi tak jarang tarikan suaranya hanya dibalas dengan gelengan kepala.

Tapi mengapa Warti ngamen? "Inilah takdir saya," tutur Warti. Sejak kecil Warti alias Warsono memang suka bermain pasaran bersama teman-teman sebayanya. Sehabis dikhitankan, Warsono yang memang berfisik laki-laki itu ikut latihan dan bergabung dengan rombongan ludruk.

Tatkala THR (taman hiburan rakyat) Semarang dibuka 1969, Ludruk Gelora yang diikutinya membawa dia ke sana. Sejak itulah dimulai karir Warsono sebagai pengamen banci di panggung. Namun peran itu rupanya melekat sampai sekarang, diikuti perubahan-perubahan fisiknya. Dia mengaku bisa main ludruk, jaran kepang, ngledek, nembang dan macam-macam lagi. Semuanya berkat ikut rombongan ludruk itu, tentu. Ia mengaku tak pernah bersekolah, tapi mengenal gending, lagu.

Mengaku sebagai orang bebas, tak punya anak tak punya istri, Warti meninggalkan rombongan ludruk dan terbawa nasib, terdampar di Jakarta. Anak kedua dari empat bersaudara dari keluarga pemilik warung di Purwodadi ini, kini tinggal di Kranji, Bekasi. Berkumpul dengan sesama banci di sebuah perkampungan kumuh 23 km sebelah timur Jakarta, siang hari Warti ngamen berkeliling Ibukota. Di malam hari, dia mangkal di jembatan Jatinegara, menjaring mangsa bila ada laki-laki iseng.

Dari semua kegiatan itu, "sehari saya bisa dapat Rp 5.000. Kadang-kadang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…