ANTARA TANGAN DAN MULUT

Edisi: 18/11 / Tanggal : 1981-07-04 / Halaman : 73 / Rubrik : KT / Penulis :


SIANG itu di Cimacan. Dayat Hidayat tepekur di hadapan majelis hakim. Ketika vonis jatuh, Mei lalu, Dayat (36 tahun terisak tapi masih sempat menyatakan naik banding. "Mohon pertimbangan, pak hakim, " katanya terbata-bata. "Saya masih punya tanggungan anak yang masih kecil-kecil."

Untuk kelalaiannya, yang mengakibatkan 23 penumpang tewas dan 26 luka-luka, Dayat dijatuhi hukuman tiga tahun penjara potong tahanan. Karena rem blong, Turangga yang dipacunya terjerumus di Cimacan, April silam. Ini adalah kecelakaan di darat kedua terbesar awal tahun ini.

Penumpang cenderung menyalahkan Dayat yang dari awal perjalanan sudah ngebut 70 - 80 km per jam. Itu dilakukannya, seperti diakui Dayat, karena mengejar target setoran Rp 35. 000 dari jumlah ini bagian sopir antara Rp 2000 - Rp 5000. "Bila target tidak tercapai tidak ada sanksi apa-apa, tapi keluarga di rumah menunggu," ujar Dayat yang beranak 5 itu minta dipahami.

Mengejar setoran. Selalu itu alasan yang dikemukakan sopir jika terjadi kecelakaan. Kedengarannya usang, dicari-cari, tapi bagaimanapun nyata. Terutama untuk sopir jarak pendek seperti Jakarta-Bandung, Medan-Pematangsiantar, Bukittinggi-Payakumbuh.

Juga untuk sopir kolt yang mengedari Yogya atau melayani trayek Semarang-Weleri. Penghasilan mereka tergantung jumlah penumpang. Semakin banyak yang diangkut, semakin besar komisi.

Suhadi (35 tahun), sopir kolt rute Semarang-Weleri, juga mengakui bahwa sopir suka ngebut karena majikan menuntut setoran di atas Rp 11.000 sehari. Anehnya, tekanan majikan itu bersumber pada ulah sopir sendiri, yang suka main bom-boman -- begitu istilah mereka. Sin Hwan (25 tahun), sopir kolt asal Kendal, memperkuat keterangan Suhadi. Yang disebut bom-boman itu adalah keterangan sopir tentang jumlah setoran pada pihak majikan.

Padahal keterangan itu bisa saja tidak benar. Misalnya, kepada majikan perusahaan lain, si sopir bilang setor Rp 13.000. Jika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
LEDAKAN DI MALAM NATAL
1985-01-05

Bom meledak di dua tempat di gedung seminari alkitab asia tenggara dan di gereja katolik…

S
SENAYAN MENUNGGU PAK DAR
1984-02-11

Keppres no.4/1984, seluruh kompleks gelora senayan (tanah yang diperuntukkan asian games ′62), dinyatakan sebagai tanah…

Y
YANG TERTIB DAN YANG MENGANGGUR
1983-04-09

Berdasarkan perda no.3/1972, gubernur soeprapto, akan melakukan penertiban terhadap bangunan liar dan becak-becak. bangunan sepanjang…