Menunggu Revolusi Babak Ke-ii

Edisi: 02/09 / Tanggal : 1979-03-10 / Halaman : 07 / Rubrik : LN / Penulis :


 

DI TEHERAN orang tak lagi berkumpul di sekolah puteli yang pernah dikosongkan untuk jadi markas revolusi penggulingan Shah Iran. Ayatullah Khomeini kini sudah berada di Qum, 160 Km dari ibukota, kota suci tempat 16 tahun yang lalu ia mengajar di madrasahnya.

Awal Maret ini di depan ribuan orang yang mengelu-elukannya ia berpislato: "Sisa hidup saya, satu atau dua tahun lagi, akan saya manfaatkan menggerakkan kalian meneruskan perjuangan ini." Ia sendiri, seperti dinyatakannya dulu, seraya menolak duduk dalam pemerinahan, akan tetap menjadi semacam pengawas dan pembimbing jalannya revolusi Iran ke arah "Republik Islam."

Ia sampai sejauh kini tetap menyatakan restunya kepada pemerintah sementara di Bazargan, yang sesungguhnya tidak nampak "revolusioner" benar (lihat hal 10). Ia ada mengakui kelemahan dan kesalahan pemerintah ini. Namun ia nampaknya harus mengelakkan benih-benih perpecahan antara pemerintah Bazargan dengan "Dewan Revolusi Islam" yang susunannya tetap diliputi rahasia sejak dibentuk menjelang ia kembali ke Iran dari Perancis tempo hari. "Dewan Revolusi" inilah antara lain yang memutuskan hukuman mati buat sejumlah jenderal penyokong Shah, sementara Bazargan -- seorang pejuang hak-hak asasi manusia yang pernah menghadapi rezim Shah dulu -- kurang suka dengan cara revolusioner itu.

Bazargan sendiri-di samping mencoba bertahan, juga harus membereskan situasi politik dan terutama ekonomi Iran yang porak poranda. Akhir bulan ini ia harus menyiapkan referandum, pemungutan suara rakyat tentang masa depan Iran. Tapi kas negara kosong. Pekan lalu dikabarkan ia mendevaluasikan mata uang Iran, dan dengan susah payah memulai ekspor minyak kembali -- setelah membujuk buruh minyak jangan terus mogok. Di banyak tempat, wibawa dan kekuasaannya diuji. Revolusi menyebabkan di mana-mana orang membentuk kelompok-kelompok, yang tak selalu taat kepada perintah dari atas. 'Kan sudah merdeka?

Namun kesulitan pemerintah sementara yang terbesar, ialah menghadapi masalah angkatan bersenjata. Angkatan bersenjata Iran yang bersenjata serba modern telah lumpuh -- dengan korban yang sangat kecil. Tentara yang diunggulkan Shah waktu masih berkuasa itu tak dibekali dasar yang kokoh untuk menghadapi revolusi yang digerakkan oleh para ulama tua. Shah sebagai panglima tertinggi tak memberi kesempatan koordinasi 'antar angkatan dan antar pasukan -- semuanya ia urus sendiri,…

Keywords: IranMehdi BazarganAyatullah KhomeiniRepublik IslamDewan RevolusiFedayinMujahiddinBakhtiarAli ShariatiJendral TaheriLewis HawkinsGeorge HabbashJendral Nasiri
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…