Kisah Christine Di Lantai Dapur
Edisi: 14/09 / Tanggal : 1979-06-02 / Halaman : 16 / Rubrik : KRI / Penulis :
Sebuah keputusan pengadilan di Singapura ditunggu bulan depan ini untuk penentuan: Adakah kematian Christine, warganegara Indonesia, perlu diusut sebagai perkara pembunuhan atau bunuh diri.
BIASANYA Pengadilan di Singapura, yang menentukan suatu kematian luar biasa perlu diusut sebagai perkara pembunuhan atau tidak, hanya perlu sekali sidang dalam waktu beberapa jam saja.
Tapi kali ini, karena menganggap masih banyak hal yang belum jelas, setelah dua kali bersidang baru 17 Juni nanti pengadilan dapat menetapkan keputusan: Kematian (WNI) Christine Farida Suwantika (22 tahun), di sebuah apartemen mewah di Peach Garden (Meyer Road, Katong, Singapura) 25 Agustus tahun lalu itu, akan menjadi perkara pembunuhan atau bunuh diri.
Peristiwa Christine dari semula memang menarik. Pelayannya, Parmi, menemukan mayat nyonya majikannya Christine atau Nyonya William Loh, tertelungkup di lantai dapur. Ruangan dapur masih penuh gas. Pintu dan jendela rapat tertutup. Bahkan celah di bawah pintu terganjal kain serbet.
Di beberapa tempat di kedua, lengan dan leher korban terlihat luka, tersayat. Di sebuah kamar tidur, tempat Christine mengurung diri selama dua hari sebelum ajal, jua terdapat genangan darah. Dua buah pisau lipat ditemukan di situ. Salah sebuah di antaranya penuh darah.
Diawetkan
Berita yang tersiar mula-mula: Christine bunuh diri! Tapi ayah korban, Tika Djuwena beranggapan lain. Karena kehidupan keluarga anaknya dan suasana keliling tempat mayat diketemukan, menimbulkan kecurigaan. Ia berkesimpulan anaknya tak mati bunuh diri. Beberapa petunjuk dan motif yang dapat dikumpulkannya, katanya, memperkuat kecurigaan itu.
Misalnya, seperti dipertanyakan Tika, mana mungkin korban dapat membawa luka yang mengucurkan darah deras tanpa…
Keywords: Pengadilan Singapura, Pembunuhan, Christine Farida Suwantika, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…