Saiman, Menurut Polisi Dan Istrinya

Edisi: 25/09 / Tanggal : 1979-08-18 / Halaman : 48 / Rubrik : KRI / Penulis :

BU Sariah (50 tahun), janda Saiman bin Asmali, akhirnya dapat sandaran R.O. Tambunan, advokat dan Ketua Pusbadhi (Pusat Bantuan dan Pengabdi Hukum Indonesia), bersedia membantunya berurusan dengan polisi. Kematian Saiman (55 tahun) dalam status tahanan, menurut Tambunan harus dipertanggungjawabkan polisi.

Sejak sebulan lalu, sudah dua kali melalui surat resmi, Tambunan menanyakan perihal Saiman kepada polisi. Baik mengenai cara-cara penahanan maupun sebab kematiannya, yang harus "dibikin terang persoalannya agar peristiwa itu tidak menjadi peristiwa misterius . . . " Tapi, kata Tambunan, "hingga detik ini saya belum dapat keterangan apa-apa dari polisi."

Karena "saya merasa tidak dilayani" ujar Tambunan yang anggota MPR dan bekas anggota DPR ini, akan membawa keluarga almarhum Saiman ke gedung DPR selesai reses bulan ini. Tapi sebelumnya, Sabtu awal bulan ini Tambunan sudah mendapat janji langsung dari Menhankam Jenderal Jusuf. "Menhankam menaruh perhatian dan sudah memerintahkan Oditur Jenderal untuk mengusutnya," kata Tambunan.

Rp 10.000

Janda Saiman tinggal di antara kelokan-kelokan gang sempit di daerah Kampung Duri, Grogol (Jakarta), ditemani anak-anak dan dua orang cucunya. Dengarlah cerita nenek berambut putih ini -- yang tampaknya telah dihafalkannya luar kepala:

Suaminya, Saiman, baru pulang sembahyang maghrib ketika dua orang tamu -- yang satu tinggi berkumis dan yang lain agak pendek -- 22 Mei lalu menjemputnya. Kedua orang tersebut, katanya, tak mau dipersilakan duduk. Mereka terus saja mendesak agar Saiman langsung berganti pakaian dan terus membawanya pergi. Bagi…

Keywords: Tahanan, Sariah, Saiman bin Asmali, R.O. Tambunan, Jenderal Jusuf, R.A. Tonang, Dr A. Muin, 

---

Foto Terkait