BAHAYA ASAP SURGA

Edisi: 10/01 / Tanggal : 1971-05-08 / Halaman : 22 / Rubrik : KRI / Penulis :

SURGA ada dibawah telapak kaki ibu, sabda Muhammad s.a.w. Tapi
rupanja dikurun zaman ini, surga djuga ada diasap gandja.
Sekalipun begitu, orang-orang jang amat peduli dengan soal
pergandjaan menganggap surga gandja itu tidak abadi sifatnja.
"Dengan gandja, manusia mendjadi lojo", udjar AKBP E. Sibarani,
Wakil Direktur Laboratorium Kriminologi MABAK jang duduk
diantara 7 orang stafnja. Tapi ia bukan satu-satunja orang jang
risau dengan pemakaian gandja sekarang ini. Dokter Wartomo dari
Sanatorium Darmawangsa di Djakarta mendjelaskan bahwa
orang-orang jang sudah ketjanduan harus mendapatkan narkotik
setiap harinja. "Bila tidak", kata dokter jang djuga membantu
Lembaga Kriminologi FH-UI, "mereka merasa tidak sehat, mandipun
terasa seperti dipukul besi" (lihat kolom).

; Melarikan diri. Dokter ini rupanja punja bukti. Di sanatoriumnja
saat ini sedang dirawat 6 orang pasien narkotik. Ada seorang
berusia 35 tahun jang selama 2 tahun berturut-turut menjuntikkan
morfin ketubuhnja. Seorang lagi berusia 50 tahun, telah
menghabiskan 20 tahun nafasnja dengan mengisap madat (opium),
hingga paru-parunja rusak. Empat orang lainnja adalah remadja
antara 18-25 jang sudah mendjadi penghisap heroin sedjak 6 bulan
jang lalu. Seorang diantara 4 sekawan ini adalah penjedia
(supplier) obat bius itu.

; Mengapa orang ingin kesurga, sebelum waktunja? Agaknja dunia ini
semakin sempit; tidak dalam pengertian tanahnja, tapi kesempitan
dalam kepuasan. Manusia, konon makin tidak puas dengan apa jang
telah ditjiptakan atau jang sudah dipunjainja. "Ajah saja punja
uang berdjuta-djuta…

Keywords: -

---

Foto Terkait