MUDA MODE MUDI

Edisi: 01/01 / Tanggal : 1971-03-06 / Halaman : 15 / Rubrik : ILS / Penulis :


KETIKA lagu kebangsaan Hippies "San Fransisco" menggema dari benua Amerika keseluruh dunia, ketika itu pula setjara tidak sengadja anak-anak Generasi Bunga itu memperkenalkan kostum mereka jang aneh, berani dan berantakan. Djelas sekali bahwa kostum itu bebas dari rumus-rumus rumah mode raksasa di Perantjis, Itali dan Inggeris. Tanpa menghiraukan ini itu, para Hippies mengambil beberapa lembar pakaian jang mereka senangi, dikenakan setjara bertumpuk dibadan mereka jang tidak selamanja bersih. Kostum itu asal djadi selalu kedodoran dalam kombinasi warna jang menjilaukan mata, liar, mendjerit-djerit dan sekaligus membedakan Hippies dari mereka jang bukan Hippies. Rompi-rompi tua dengan banjak kantjing emas dan epulet, djas-djas pandjang dengan berbagai hiasan dan lengan, gaun seperti karung dari bahan bermotif bunga-bunga, ditambah rambut gondrong dan ikat kepala. Dalam kostum seperti itu Hippies menemukan identitas mereka. Kelihatannja seperti sekelompok orang jang baru keluar dari museum, melontjat dari abad pertengahan jang penuh heroisme dan tjinta, ke dalam abad modern jang tanpa tjinta.

Di Indonesia tidak ada Hippies, tapi banjak sekali ditemukan remadja jang bisa menjanjikan lagu San Fransisco dan senang berdandan setjara Hippies. Kesenangan ini ditularkan oleh turis-turis Hippies jang banjak berkeliaran sepandjang djalan dari Djakarta sampai Bali. Tentu sadja tjowok-tjowok dan tjewek-tjewek Djakarta meniru dalam gaja jang lebih halus, sedikit lebih rapi dibumbui selera timur jang kemalu-maluan. Tapi dua unsur tetap kelihatan jaitu keinginan untuk kelihatan menjolok dan keinginan untuk berdandan dalam suasana upatjara kebesaran, suasana jang rituil sifatnja.

Rudy Gernreich. Kalau orang berkata bahwa telah terdjadi revolusi besar dalam dunia mode, maka mungkin jang mereka maksudkan adalah pertjampur-bauran dalam mode pakaian pria dan wanita setjara gila-gilaan. Wanita-wanita nona ataupun njonja mengenakan mini jang makin pendek dan terus makin pendek, sedang pria mengenakan kemedja jang pandjang serta dipakai keluar. Kemedja seperti ini dikampung-kampung sekitar Medan dikenal sebagai kemedja tukang susu. Dikatakan begitu karena orang-orang India peternak sapi disana, biasa mengantarkan berbotol-botol susu dengan kostum kemedja putih pandjang jang dipakai keluar. Bedanja dengan kostum remadja kini ialah bahwa kemedja mereka dibuat dari bahan warna-warni, dilengkapi dengan dasi serta epulet, bahkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

N
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28

Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…

M
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21

Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…

K
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21

Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…