NUSA KAMBANGAN-DONGENG DAN ...

Edisi: 06/01 / Tanggal : 1971-04-10 / Halaman : 32 / Rubrik : KRI / Penulis :

ALKISAH, suatu hari Pande Sulang, seorang pegawai Lembaga
Pemasjarakatan Nusakambangan mengail disebelah timur pulau
karang itu. Dan mudjur baginja, seekor ikan besar menangkap
kailnja. Ternjata, ikan itu bukan sembarang ikan, melainkan ikan
tanpa sirip. Para tetangga mengandjurkan PS melepasnja kembali
kelaut. Tentu sadja PS tidak sependapat dengan andjuran itu, dan
keluarga PS hari itu bersantap dengan mangsa jang lezat itu.

; Tapi malam harinja anak PS jang masih ketjil bermimpi, didatangi
seorang puteri tjantik jang berkata kepadanja: "Orang tuamu
telah mengganggu piaraan kami. Harap segera dikembalikan. Djika
tidak seorang diantara kalian akan djadi gantinja". Mudah
dimengerti bahwa PS tidak akan mempertjajai tjerita anaknja itu
dan beberapa hari kemudian ia pergi memantjing lagi seperti
biasa. Dan sekali lagi kailnja ditangkap ikan. Tapi kali ini PS
tidak mudjur. Dalam tarik menarik dengan ikan dikail, ia kalah
kuat dan sementara itu sebuah gelombang tiba-tiba datang dan
menjeret PS lenjap keperut laut. Dan malamnja anak PS bermimpi
didatangi lagi sang puteri tjantik jang kali ini berkata: "Tak
usah gelisah, ajahmu dalam keadaan baik-baik didaerah saja. Tak
usah pikirkan ajahmu lagi".

; Dongeng? Mungkin, tapi itulah jang ditjeritakan oleh Soetarto,
Asisten Perusahaan Daerah Pemasjarakatan Nusakambangan achir
Maret jang lalu. Tapi tjerita itu bukan hanja milik Soetarto, ia
milik semua pegawai disana. Sjahdan sedjak itu disana lekatlah
kepertjajaan bahwa seorang Kristen jang tenggelam dilaut
majatnja tidak akan timbul, beda dengan orang jang menganut
Islam. Dan PS kebetulan penganut Kristen.

; Setengah terbuka. Nusakambangan tidak hanja dianggap angker
karena dongeng sematjam itu, melainkan terutama karena anggapan
klasik…

Keywords: -

---

Foto Terkait