KAKI LIMA EMAS

Edisi: 00000 / Tanggal : 1971-01-12 / Halaman : 17 / Rubrik : ILS / Penulis :

BAGI ahli taksir emas diloket pegadaian Senen dan tjalo-tjalo
gadai disana, hari-hari sibuk kian hari sudab kian mendjadi
hari-hari senggang. Kegiatan mengambil untung dari orang-orang
perlu uang dengan melempar emasnja kini telah diambil alih oleh
ibu-ibu makelar emas dikakilima diluar pegadaian itu. Disana
pada siang hari, adalah tenda-tenda darurat, dibawahnja ditaruh
medja-medja ketjil dan diatas medja diletakkan timbangan emas.
Pemiliknja jang siap menimbangkan emas dengan bajaran sepuluh
perak sekali timbang. "Timbangan emas harganja Rp. 17.500" kata
Situmorang, 36 tahun, jang punja 8 anak dan djadi makelar emas
disana bersama njonja Situmorang. Apakah timbangan itu milik
sendiri-sendiri? "Kalau tidak sanggup beli sendiri, kita ingin
dua atau tiga orang", katanja. Ingku adalah kata jang biasa
terdengar di Sumatera untuk pengganti kongsi.

; Tersebar dipertigaan djalan dalam lingkungan beberapa puluh
meter, makelar-makelar emas ini bergerak dari satu tenda ketenda
jang lain, ngobrol dengan rekan-rekan seprofesi, sementara
menunggu orang-orang jang terdesak akan melepaskan emasnja.
Apakah anda kebetulan liwat disana dengan berdjalan kaki atau
turun dari betjak persis dihadapan mereka, maka tanpa salam
perkenalan lebih dulu mereka beramai-ramai akan menjapa dengan
pertanjaan: "Djual emas ?" Satu pertanjaan jang mungkin
mendjengkelkan djika anda tiba ditempat itu memang bukan untuk
keperluan djual-beli emas sematjam itu.

; Tapi makelar-makelar emas, jang menurut keterangan seorang
pendjual emas, ibu Jojo Surjama, sebagian besar adalah ibu-ibu
asal Batak atau Bandjar, memang kurang punja minat terhadap
basa-basi. Mereka…

Keywords: -

---

Foto Terkait