Markas Agen Seni Cicadas

Edisi: 14/01 / Tanggal : 1971-06-05 / Halaman : 17 / Rubrik : ILS / Penulis :


DIBAWAH pohon rindang, dipagar sebelah barat Taman Surapati,
duduk diatas trotoir dekat "lukisan-lukisan" jang dipadjang
bertjeritalah Omon, 42 tahun, dari desa Tjileunji. "Dulunja saja
dan teman-teman mendjual lukisan dengan dipanggul dan ngider.
Kadang-kadang sampai ke Tebet. Sedang tempat saja nginap di
Halimun dibelakang bioskop Gembira. Kalau sampai kedaerah
Menteng sini, karena sudah tjape kami berhenti untuk berteduh
sambil meletakkan lukisan-lukisan itu dipinggir djalan. Supaja
kalau ada jang naksir ja bisa mampir. Berkali-kali kita mampir,
ternjata banjak djuga orang jang ngeliatin. Dan ada djuga jang
beli. Djadi lama-lama kita mikir daripada mutar-mutar, belum
tentu laku, lebih baik mangkal disini sadja. Larisnja sama
djuga, dan kita tidak tjape".

; Begitulah sedjarah singkat pasar lukisan atau balai seni terbuka
menurut djulukan sebuah koran Djakarta, di Taman Surapati. Konon
sedjarah itu bermula pada tahun 1964, dan segera mengalami masa
gemilang. Omon berkata lagi: "Mula-mula dagang memang banjak
untungnja, maklum baru keluar. Jang ada kan tjuma ditoko-toko,
harganja mahal". Pada musim panen itu Omon mengeruk keuntungan
100% bahkan bisa djuga lebih. Tapi keuntungan sekarang paling
tinggi 10%. "Sudah djadi barang biasa", kata Omon, "orang-orang
sudah pada tahu harga". Bila lukisan terdjual seharga Rp 2.500
paling banter untungnja Rp 500 bruto. Kalau diperhitungkan
dengan ongkos per hari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

N
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28

Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…

M
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21

Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…

K
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21

Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…