KOTA TANPA BATIK

Edisi: 24/01 / Tanggal : 1971-08-14 / Halaman : 19 / Rubrik : KT / Penulis :

PEKALONGAN memproklamirkan dirinja sebagai kota batik dan kota
djlamprang. Adapun sebutan pertama terpampang dipintu gerbang
kota sedang sebutan kedua tertjantum pada lambang kota. Mengapa
djlamprang dan bukan tjuwiri'? Inilah jang sulit untuk di
mengerti dan sukar ditjarikan djawabnja. Bagaimanapun djlamprang
bukanlah motif batik jang chas Pekalongan. Dia bisa djuga
ditemukan di Solo dan Jogja. Tapi bukan tak pelak lagi adalah
motif chas Pekalongan, warna-warnanja tjerah dengan
simbol-simbol tertentu. Namun hal ketjil ini tidaklah sepenting
usaha per-batikan dikota itu jang kini tertimpa musibah dan
sirna kedja-jaannja. Banjak perusahaan batikgulung tikar antara
lain disebab-kan karena pasaran-pasaran seperti Djepang dan
Singapura telah berhasil memproduksi batik sendiri setjara lebih
tjepat dan murah. Disamping rongrongan padjak jang konon
dirasakan terlalu menghambat, intervensi perdjudian (lotere
buntut) djuga mem-perlemah daja tahan pengusaha batik jang
memang sudah tidak begitu kuat lagi.

; Tapi benar bahwa mereka pernah kuat. Puntjaknja terdjadi pada
zaman batik sandang dulu. ltulah zaman keemasan pengusaha batik
Pekalongan. Seperti dikatakan reporter TEMPO Harun Musawa, pada
waktu itu banjaklah orang Pekalongan kaja mendadak, serentak
membangun rumah-rumah djengki, mengumpulkan mobil dan Vespa.
Mereka tidak memperhitungkan bahwa akrobatik ekonomi itu tidak
lama dan pendjatahan bahan baku djuga ada achirnja jatah mori
jang…

Keywords: -

---

Foto Terkait