TUNASUSILA SE-INDONESIA, ...

Edisi: 28/01 / Tanggal : 1971-09-11 / Halaman : 46 / Rubrik : KT / Penulis :


TIDAK ada jang harus diatas muka bumi dan dibawah atap langit
ini begitu kata pepatah dan pelatjuran menempati nomor teratas
dalam daftar hal-hal jang tidak baru itu. Sedemikian rupa tidak
haru hingga pelatjuran sudah bagaikan tempojak, makin bulukan
makin lemak rasanja. Tapi djelas bukan karena "sex jang
diperdjual-belikan" jang membuat tempojak pelatjuran itu lemah
manis adanja. Kenjataan bahwa pelatjuran merupakan lapangan
kerdja jang makin luas dan seakan-akan punja kemampuan tak
terbatas untuk menampung perempuan-perempuan muda jang tak
beruntung baik jang belum atau pernah kawin -- dan
perempuan-perempuan begini besar djumlahnja dinegeri ini --
itulah jang terutama membuatnja djadi gurih. Indonesia mungkin
akan membuka lapangan kerdja seluas-luasnja ketjuali dalam satu
hal: pelatjuran. Bukan sadja "setjara resmi" tokoh-tokoh
pemerintah dan masjarakat tidak senang pada lapangan kerdja ini
tapi setapak lebih djauh mereka berusaha memperketjil dan
mementjilkannja. Lokalisasi begitulah nama usaha itu telah mulai
di laksanakan di Bangunredjo (Sulabaja) Silir (Solo) Sunan
Kuning (Semarang) Mandala (Tegal) dan Kramat Tunggak (Djakarta).
Pelatjuran jang menurut Encyclopaedia Britanica dikatakan sama
juga dengan peradaban dan berdjalin erat dengan kehidupan kota
pada gilirannja ditindak oleh kota-kota itu sekarang atau nanti.
Tidak peduli apapun alasannja.

; Gerakan Pembebasan Wanita

; Sebulan jang lalu Hakim Morris Schwalb dari Pengadilan Kriminil
Kota New York menjesalkan sekali kenjataan akan meluasnja
pelatjuran disana dan memerintahkan penahanan orang gadis tanpa
djaminan "Pelatjur-pelatjur djalanan menjebarkan penjakit" kata
Hakim itu. "Mereka bertanggungdjawab atas kedjahatan jang
serius". Dan sebagai akibat ledakan ketjil ini Walikota New York
Lindsay memerintahkan satu penindakan lagi terhadap kemaksiatan
djenis itu. Tapi ketika polisi mulai turun tangan 50 orang
perempuan militan dari Gerakan Pembebasan Wanita mentjokolkan
diri dipengadilan dengan plakat-plakat jang satu diantaranja
berbunji: Prostitusi Kedjahatan Laki-Laki Terhadap Perempuan.
Apakah benar demikian sulit untuk merumuskannja tapi lama
sebelum heboh New York ini terdjadi. Gubernur Djakarta Ali
Sadikin telah mentjanangkan lokalisasi sebagai djawaban terhadap
meluasnja pelatjuran dan djuga mungkin meluasnja akibat-akibat
jang tidak diinginkan Kepada Bang Ali tidak ada perempuan datang
berharis membawa plakat tapi banjak suara santer dan berisik
terlontar dari berbagai tokoh masjarakat -- dan sebagian besar
tokoh ini bukan dari djenis kelamin perempuan - jang telah tidak
menjambut baik gagasannja. Taksiran mereka dulu, "lokalisasi =
legalisasi" dan jang disebut terachir ini sama tidak bisa
ditolerir dengan pelatjuran itu sendiri. Tafsiranl mereka
sekarang, tidak djelas. Tapi apalah bedanja dulu ataupun kini
toh dengan taksiran tidak akan terbuka lapangan kerdja baru.
Sementara itu pelatjuran mendjadi makin sukar untuk dikendalikan
dan sementara itu punla anak-anak dari keluarga "baik-baik" bisa
sadja tertjemplung kedalamnja, meski pun di Kramat Tunggak
anak-anak di bawah umur tidak diperbolehkan masuk.

; Dalam pada itu lokalisasi bagaimana pun sempurna dan modernnja
belum dan diduga tidak akan bisa menahan kaki-kaki pelatjur
melangkah ketepi-tepi djalan raja tertentu dan menggaet…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
LEDAKAN DI MALAM NATAL
1985-01-05

Bom meledak di dua tempat di gedung seminari alkitab asia tenggara dan di gereja katolik…

S
SENAYAN MENUNGGU PAK DAR
1984-02-11

Keppres no.4/1984, seluruh kompleks gelora senayan (tanah yang diperuntukkan asian games ′62), dinyatakan sebagai tanah…

Y
YANG TERTIB DAN YANG MENGANGGUR
1983-04-09

Berdasarkan perda no.3/1972, gubernur soeprapto, akan melakukan penertiban terhadap bangunan liar dan becak-becak. bangunan sepanjang…