KOMPLOTAN KERAH PUTIH BEROPERASI... ; IKHTISAR THIO ; KOMPLOTAN KERAH PUTIH BEROPERASI ; IKHTISAT THIO

Edisi: 35/01 / Tanggal : 1971-10-30 / Halaman : 38 / Rubrik : KRI / Penulis :


SEPULUH hari sebelum Djendral Hugeng diganti Markasnja di
Kebajoran melansir suatu berita penipuan pada pers ibukota.
Reporter TEMPO, Martin Aleida dan Leopold Gan sepulangnja
mengikuti konprensi pers penipuan tersebut tidak segera
menjerahkan laporannja. Ada jang perlu diselidiki sendiri kata
Gan Polisi agaknja belum berhasil mengumpulkan seluruh bukti
sambung Aleida. Berita-berita koran jang beredar esok harinja
ternjata rnemang tidak banjak mengungkapkan fakta ketjuali
tjerita. Polisi nampaknja berhasil menghindarkan diri dari
pertanjaan tentang bukti-bukti jang bisa menguatkan alasan
mereka melakukan serentetan penangkapan terutama atas diri
laki-laki bernama Thio jang disangka sebagai otak pemalsuan dan
penipuan itu.

; Beberapa djam setelah konprensi pers di Mabak itu sclesai Drs.
Sukardjo SH Kepala Team Polisi Chusus (TPC) Bank mengirim surat
tertutup pada MT Pulungan Kepala Kantor Bank jang tertipu. Sore
harinja dalam suatu pertjakapan tilpun Pulungan menerangkan
bahwa surat tersebut telah diterimanja tapi berkas jang diminta
sudah diserahkan kepada Kepala BNI Wilajah X di Djakarta Kota.
Pimpinan baru dibank itu menjebut-njebut nama Sutojo tilponnja
26910" sebagai atasan jang menjimpan berkas dokumen penipuan
tersebut. Djadi sampai dilemparkannja berita penipuan itu
keharian-harian Djakarta masih ada sesuatu jang ditjari polisi.
Apa itu? Antara lain 6 tjek palsu jang dipergunakan komplotan
penipu bank tersebut menggaet Rp 445 djuta. Padahal keenam
lembar tjek palsu tersebut telah hilang dari file dokumentasi
bank kata Sutojo Kepala Wilajah X.

; Hakkul-jakin 101% jakin.

; Dari keterangan polisi kelihatannja ke-6 tjek palsu tersebut
hanjalah bukti pelengkap semata. Ini dapat disimpulkan dari
kata-kata E. Siregar. Sekretaris TPC pada Martin Aleida.
Thio-lah otak dari manipulasi itu. Kalau sadja dia bebas lebih
baik saja menggantung diri katanja. Dalam kesempatan lain ia
mengulangi. "Saja hakkuljakin 101%, jakin bahwa kali ini bukti
jang ada akan memberatkan dia. Alasannja karena tersangka lain
jang telah ditangkap disamping mengakui perbuatan mereka telah
menundjuk Thio jang mendalanginja. Dan hanja itulah barangkali
bukti terkuat mereka. Brigadir Djendral Polisi (Brigdjem Pol)
Drs. Sukardjo SH Direktur Reserse Ekonomi Mabak dalam konprensi
persnja nampak berpegang hanja pada satu patokan hingga iapun
kelihatan optimis dengan evaluasinja. Soalnja Thio ini
recidivist", tukasnja. Memang benar 2 kali Thio berurusan dengan
polisi tapi 2 kali itu pula ia divonis bebas oleh pengadilan.
Mungkin "recidivist" bagi Sukardjo hanjalah karena untuk ke-3
kalinja Thio berhadapan dengan dirinja. Tapi apakah dengan
begitu dapat dipastikan ia terlibat? (lihat box).

; Ketika Thio dihadapkan pada Sukardjo diachir bulan September
1971 orang ini minta agar sang djendral tak usah mengusutnja.
Sebab kalau saja bebas lagi nanti Bapak jang malu katanja.
Utjapan Thio ini setidaknja menundjukkan bahwa dalam suasana
santai tersangka tidak mengaku bersalah. Polisi Faisal dari
kamar 106 Mabak jang kini setjara marathon memeriksanja mungkin
akan menjangkal dan mengatakan bahwa disana Thio Tjang Djen
lantjar bitjara-mengakui tuduhan-tuduhan polisi padanja. Tapi
bukan berita lagi bahwa dipengadilan orang lumrah membantah apa
jang diakuinja didepan polisi. Dengan demikian mustahil tidak
timbul spekulasi bahwa kali inipun Thio akan divonis bebas
meskipun E. Siregar jang hakkuljakin 101%, karenanja bisa
terpaksa menggantung diri seperti ditekadkannja. Ketika Kepala
Desk Kriminalitas Usamah memantjing dengan spekulasinja itu
pimpinan TPC bertanja: Bagaimana mungkin? Dari laporan dibawah
ini orang bisa melihat kemungkillan-kemungkinannja. Begini
tjeritanja.

; Lenjap dari Saldo

; Soerjadi Kepala Tata Usaha Perusahaan Umum (Perum)
Telekomunikasi dalam bulan Maret 1971 melihat adanja kelambatan
laporan rekening koran dari BN14G Senajan jang biasanja
dilakukan setiap bulan. Sutiono pegawainja jang bertugas membawa
laporan itu dengan alasan jang masuk akal mengatakan bahwa
laporan tersebut belum sampai. Dia satu-satunja petugas Perum
jang mengerdjakan soal-soal clearing dan urusan bank lainnja.
Karena ia baik-baik sadja dan tak pernah membantah pada atasan.
Soerjadi tak mentjurigainja. Beherapa hari kemudian laporan itu
datang dan membuatnja terperandjat. Sedjumlah Rp 445 djuta
lenjap dari saldonja. Ia hubungi Kepala Kantor Bank Jusuf
Djunaidi tetapi beberapa pegawai bank mentjoba memblokir
hubungan tilpon mereka. Ia putuskan datang sendiri kebank.
Disana ketahuan bahwa serentetan tjek telah diuangkan atas nama
Perum. Jang pertama Rp 7 djuta sedang lainnja sebanjak 5 lembar
(a Rp7 5 djuta. Disamping itu dalam rekening korannja Soeljadi
djuga menemukan bahwa disekitar bulan Pebruari--Maret sedjumlah
Rp 135 djuta dari saldonja telah ditarik orang dengan
menggunakan SPU (Surat Penerimaan Uang) -- tapi keburu
dikembalikan lagi. Saja ingat sekali tidak pernah
menanda-tangani SPU untuk menarik uang sedjumlah itu
dibulan-bulan tersebut katanja. Firasatnja mengatakan bahwa ada
sesuatu jang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…