HUKUMAN MATI UNTUK ROBBY ?

Edisi: 45/02 / Tanggal : 1973-01-20 / Halaman : 43 / Rubrik : KRI / Penulis :


DIA datang dari Solo. Waktu itu 1964, dan tak siapapun menduga
bahwa wajah itu bakal terpampang di halaman depan koran-koran
Jakarta, 7 tahun kemudian Lepasan SMA Xaverius Surakarta itu
belum lama menikahi Chandra Sari, juga anak keluarga peranakan
Cina-Solo seperti dia. Di Jakarta, pemuda Robby Tjahjadi
mulamula mencoba berdagang tekstir mori, yang memang sudah
menjadi profesi mendiang ayahnya. Mungkin karena ia yatim
sebagaimana juga isterinya, Robby cepat berusaha menggenggam
nasib dalam kepalannya sendiri. Ia memutar otak dan modal
selincah mungkin. Habis, pada siapa lagi dia mau menggantungkan
nasibnya? Memang betul, sebagai anak bungsu keluarga Sie dia
masih punya 3 orang saudara tua: seorang kakak perempuan dan dua
orang abang yang tentu saja juga mahir berdagang. Isterinya
sendiri hanya punya seorang kakak perempuan, dua orang adik
lakilaki - Heru dan Roy alias Irawan - dan seorang adik
perempuan. Tapi Robby adalah seorang dengan kemauan untuk berada
di atas. Seperti dituturkan seorang teman dekat keluarga Robby
yang juga berasal dari Solo: "Sifatnya keras kepala. Dia lebih
senang memerintah dari pada diperintah orang lain". Tidak
terkecuali oleh abangnya sendiri Meskipun, ada kemungkinan dalam
urusan dagang kadang-kadang Robby bekerja sama dengan abangnya
yang 5 tahun lebih tua, Sigit Wahjudi.

; Sarinah

; Hampir bersamaan dengan lahirnya anak pertama, Robby yang waktu
itu masih berdomisili di Bungur Besar 187 mendapat kenalan orang
dalam PT Berdikari. Melalui relasi dan koneksi itu, si anak
bungsu sempat juga mendapatkan gulungan-gulungan kain dengan
harga di bawah pasaran bebas. Seperti yang dituturkannya pada
Hakim Ketua Siburian SH dalam Sidang 4 Januari 1973, tekstil itu
diputarnya di pasaran lokal. Apakah "pasaran lokal" yang
dimaksud itu di Pintu Kecil Jakarta ataukah di Pasaran Klewer
bursa tekstil Jawa Tengah - tidak dijelaskan. Juga Pengadilan
rupanya tidak ingin menghabiskan waktu guna mengetahui hal ini.
Yang jelas, perputaran tekstil eks kakitangan-kakitangan Jusuf
Muda Dalam cukup menghasilkan modal bagi Kobby untuk mulai
menjadi leveransir Toserba Sarinah. Kalaupun modal pengisi
lemari-lemari Sarinah yang kian kosong itu bukan dari kantong
Robby sendiri, paling tidak kenalan-kenalan dia di kalangan atas
baik di dalam maupun di luar negeri, sipil maupun militer - jadi
semakin banyak. Relasi dan koneksi di kalangan atas, yang tidak
sedikit tebal kantongnya kemudian mungkin telah memudahkan Robby
Tjahjadi mencari pasaran bagi mobil-mobil mewah yang membawa dia
ke puncak ketenarannya. Apakah waktu itu anak pedagang mori dari
Solo yagn senang pamer dan rajin mengunjungi klab malam itu
sudah mulai menjalankan kenakalan-kenakalan mengelakkan bea
impor?

; Hal ini belum terbukti. Tapi abang Robby, Sigit Wahjudi yang
katut dicomot Bakolak dalam pengusutan jejak-jejak Rolls Royce
dan sebangsanya itu ada bercerita tentang permainan "orang
dalam" Sarinah. Dikisahkannya, bagaimana direktur Sarinah yang
di Jakarta dan direktur perwakilan Sarinah di Hongkong sama-sama
"ada main" dalam memasukkan barang-barang lux sebangsa AC dari
koloni Inggeris di pesisir Tiongkok itu Un tuk menghindarkan bea
masuk yang cukup tinggi alat-alat penyejuk udara itu dimasukkan
a/n Sarinah, konon untuk keperluan Korps diplomatik di Jakarta.
Setelah lolos dari pengawasan pejabat-pejabat Bea Cukai Priok
yang seringkali kurang awas, barang-barang itu tidak pernah
sampai ke tangan pengurus rumah tangga diplomat-diplomat asing
di Ibu-kota, tapi masuk ke pasaran bebas. Tentu saja
importir-importir yang memasukkan barang-batang yang sejenis
dengan cara halal dan sah, merasa terpukul. Apa maksud Sigit
Wahjudi yang pernah bernama Sie Tjia Hwat mengutarakan hal
itupun masih menjadi tanda-tanya. Sebab sulit dibayangkan, Sigit
mau menjerumuskan sang adik yang sering bertindak semaunya
sendiri - kalaupun dalam urusan barang-barang beretiket CD itu
Robby Tjahjadi terlibat.

; Hongkong

; Namun itu tidak berarti, sang adik itu tidak punya
jalur-jalurnya sendiri ke Hongkong Bagi Robby yang masih
tergolong rajin menyembah Tuhan di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…