Fikiran-fikiran Singapurawan

Edisi: 12/03 / Tanggal : 1973-05-26 / Halaman : 09 / Rubrik : LN / Penulis :

Sabtu lalu, dua wartawan Indonesia diterima oleh PM Lee Kuan Yew
untuk wawancara: Jacob Utama dari Kompas dan Goenawan Mohamad
dari TEMPO. Di bawah ini adalah catatan-catatan Goenawan
berdasarkan wawancara yang dilakukan di ruang sidang Menteri di
kantor Perdana Menteri, Istana Negara Singapura:

; IA jangkung, di atas 170. Ia muncul dari pintu lift di pojok
ruang sidang yang tertutup dan bersih itu, seakan-akan entah
dari mana datangnya.

; Ia melangkah menemui kami yang berdiri di dekat meja oval besar
yang kosong, bersalam. Tatapannya tajam mengukur, gerak bahunya
terangkat sedikit siap untuk memberi kesan kekokohan. Orang kuat
Singapura ini nampaknya memang punya instink seorang pengkelahi:
politikus yang selalu siap dalam arena pertarungan kekuasaan,
intelektuil yang selalu sedia dalam kancah sengit perbenturan
ide-ide. Dia memang tokoh agak tersendiri di Asia Tenggara
bahkan mungkin di seluruh Asia kini seorang intelektuil yang
memegang kekuasaan puncak, di sebuah republik yang maju. Bulan
September nanti usianya 50 (2 tahun lebih muda dari Soeharto),
tapi dari dekat, parasnya yang kemerah-merahan bersih, di bawah
rambut yang mulai kelabu oleh uban, nampak lebih tua dari
semestinya --walaupun badannya yang lancip panjang seperti
jari-jarinya itu nampak remaja.

; Wibawanya terpancar ke sekitamya. Sebuah wibawa yang keras. Di
dampingi Dutabesarnya untuk Indonesia, Lee Khoon Choy, yang
lebih pendek dan lunak dengan kemeja tanpa dasi, sang PM memang
merupakan kontras yang anggun dalam jas-abu-abu-dasi-merah yang
rapi. Sikap dan bahasa Inggerisnya memang menunjukkan bahwa dia
lebih "Barat"…

Keywords: -

---

Foto Terkait