GOLEK, TAK LAGI BERGOLAK-GOLEK

Edisi: 13/03 / Tanggal : 1973-06-02 / Halaman : 33 / Rubrik : TER / Penulis :


RADEN Ngabehi Yosodipuro I (1729-1802, sastrawan Kraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat semasa pemerintahan Paku Buwono
III dan IV itu, nampaknya berhasil melepaskan diri dari pengaruh
Ronggowarsito. Drs Budya Pradipta Sekretaris Pusat Pewayangan
Indonesia, menyebutnya sebagai pemula renaissance sastra Jawa,
yang berani mencerna pengaruh dari luar. Kecuali menulis sejarah
tentang zamannya (Babad Giyanti, 4 jilid), ia tidak lupa
menuliskan kembali sastra Jawa Lama (Serat Rama, Bharata Yudha,
Arjuna Wiwaha, Dewa Ruci, bahkan Paniti Sastra, sebuah esai
tentang sastra Kawi). Terpengaruh literatur sastra Islam masa
itu, ia pun menulis riwayat para Nabi (Serat Ambiya).

; Maju beberapa langkah dari generasi seangkatannya, Ki Yosodipuro
I cenderung memperkenalkan jabang bayi sastra Indonesia ke dalam
khazanah sastra Jawa. Dan liwat sastra Melayu Lama, ia menyadur
cerita-cerita Persia dalam Serat Menak (46 jilid) dan Serat
Tajussalatin. Serat Menak, jelas saduran dari Hikayat Amir
Hamzah - paman Nabi Muhammad…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…