"PENGHINA TUHAN" MENTERJEMAHKAN ...

Edisi: 04/05 / Tanggal : 1975-03-29 / Halaman : 23 / Rubrik : TK / Penulis :


DENGAN hem lengan pendek diluar celana, lelaki gemuk itu tampak
tebih pendek lagi di tengah kehalauan lalu-lintas. Ia jalan
kaki, Tapi sukar untuk terlambat: arloji Seiko Spotmaticnya
selalu diajukan 5 menit. Selalu begitu. Langkahnya kecil-kecil.
Sekalipun seperti diburu-buru kerja, dengan tenang ia menunggu
bis kota atau oplet.

; Lelaki 57« tahnn itu adalah sarjana, dosen, penulis redaktur,
kritikus. H.B. Jassin - Hans dari Hamzah, pengaruh lidah
Belanda. Bague berasal dari nama ayahnya, Bague Mantu Jassin.
Dobel huruf es pada Jassin (yang bahasa Arabnya ditalis Ya Sin)
hanyalah sekedar pemanis. Harap maklum, dalam hal nama ia enggan
merubahnya dengan ejaan baru.

; TEMPO: Dunia sastra kita rasanya 'sepi' lantaran Anda lama tidak
menulis kritik. Kenapa?

; JASSIN: Mengapa'mesti saya? Kan sudah banyak kritikus-kritikus
lain seperti Subagio Sastrowardojo, Goenawan Mohamad, Satyagraha
Hoerip, Boen S. Oeniarjati, M.S. Hutagalung, JA Nasution. Selama
13 tahun terakhir ini saya mempelajari dan menterjemahkan Quran.
Dan tahun kemarin menterjemahkan. Max Havelaarnya Multatuli.
Tidak tepat kalau disebut saya absen sama sekali. Buku-buku
terbitan terakhir pun seperti Telegram (Putu- Wijaya atau Pada
Sebuah Kapal (Nh. Dini) masih saya ikuti.

; T: Apa kabar sastra Indonesia mutakhir?

; J: Sehat-sehat saja. Dibanding 3-4 tahun lewat, sekarang lebih
banyak buku terbit berkat Pustaka Jaya. Tapi kita masih
memerlukan banyak sastra terjemahan sebagai contoh. Dan tidak
benar bahwa sastra kita sekarang lesu, krisis. Tak ada istilah
'krisis sastra' dalam kamus saya. Itu gejala kerinduan pada masa
lampau. Saya ini barangkali terlalu liberal, optimis. Kalau saya
bilang "tak ada krisis" tak berarti saya puas. Lihattah secara
proporsionil. Tapi kebanyakan sastra kita memang mendatar saja,
kurang menukik ke problematik batin. Kecuali barangkali pada
Putu Wijaya yang Telegramnya seperti lingkaran labyrinth batin.
Tapi secara umum - walau tak bisa dibanding, sebab masing-masing
punya nilai sendiri-sendiri - belum ada yang menandingi
Pramudya.

; Jassin masih tergoda oleh Rendra yang menurut Aia hebat sekali.
"Masih banyak yang harus saya tulis tentang raksasa yang
bertahun-tahun setia dengan sastra ini", katanya. Ia keberatan
terhadap kritik Subagio Sastrowardojo, seolah Rendra terlalu
banyak dipengaruhi faktor luar hingga tak ketahuan lagi di mana
tempatnya.

; T: Bagaimana dengan Motinggo Boesje, Marga T dan Ashadi
Siregar?

; J: Dulu Boesje pernah membuktikan diri sebagai sastrawan. Kalau
kemudian ia menulis novel komersiil, toh masih terasa
kekuatannya. Okelah. Tulisan Marga dan Ashadi lincah dan punya
publik tersendiri. Tapi kalau dinilai dengan ukuran sastra
murni' ya ada kekurangannya. Sir Conan Doyle atau pengarang Gone
With The Wind Margaret Mitchell jugs hampir tak pernah disebut
oleh sastra dunia: Lihatlah, orang mengira bahwa sastra kita
dimulai dengan Sitti…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21

Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…

P
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14

Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…

A
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28

Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.