SATU TANAH AIR, SATU BANGSA, BERAPA..; SATU TANAH AIR, SATU BANGSA BERAPA..

Edisi: 33/05 / Tanggal : 1975-10-18 / Halaman : 50 / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


SUATU siang, di satu bagian Kraton Yogya. Serombongan murid
SMA diantar gurunya berkunjung. Jam itu termasuk jam sejarah
kesenian. Seorang petugas kraton, memakai baju dan mondholan,
asyik menerangkan makna dekorasi istana itu -- candrasengkala
dan sebagainya--kepada para tamunya yang dengan hormat
mendengarkan. Tangan mereka ada yang ngapurancang, tersusun rapi
di bawah perut, sebagai tanda adat orang Jawa. Agak jauh di
sana, sebuah radio transistor memperdengarkan suara gamelan,
sayup-sayup. Di antara itulah terdengar kalimat-kalimat sang
petugas kraton. Suaranya besar berwibawa . . . dalam bahasa
Indonesia

; Adegan itu kini, sudah tentu, bukan hal yang aneh lagi. Dalam
situasi-situasi "resmi", bahasa Indonesia lebih banyak
dipergunakan ketimbang bahasa daerah. 47 tahun setelah Sumpah
Pemuda 28 Oktober, proses penyatu bahasaan berlangsung dengan
lancar. Ini adalah sesuatu yang jarang ada duanya dalan sejarah
bangsa-bangsa, terutama dalam abad ke-XX. Dan orang Indonesia
pun bangga: mereka tak punya masalah ruwet dan merisaukan
seperti India, di mana masalah bahasa sering mengganjal
persatuan nasional. Dan tiap tahun, sejak 1928, para pemuda pun
mengulangi lagi Sumpah itu, yang antara lain berbunyi "satu
bahasa, bahasa Indonesia".

; Tapi itu tak berarti bahasa daerah nanti. Apalagi dengan
gampang. Bahasa yang bermacam-macam itu masih merupakan
bahasa-bahasa pertama mayoritas orang Indonesia yang
bermacam-ragam pula. Bahasa Aceh, Batak, Minang, Komering, Jawa,
Sunda. Madura, Bali, Bugis dan seterusnya tetap merupakan
kulit--sementara bahasa Indonesia ibarat cuma baju. Dan semangat
untuk tidak mengganti kulit itu dengan sang baju cukup sering
bernyala-nyala. Di dalam Seminar Politik Biasa Nasional di
Balai Sidang Senayan Pebruari yang lalu, ada peserta yang agak
kaget melihat kuatnya suara yang ingin agar bahasa daerah
mendapatkan porsi yang lebih besar dalam kurikulum sekolah, dari
SD sampai dengan SMA. (Selama ini, itu hanya berlaku di bagian
"sos-bud", yang duhulu disebut bagian "A"). Salah satu pendapat
yang dirumuskan Seminar itu menyatakan, bahwa pengajaran bahasa
daerah mulai dari kelas satu sekolah dasar sampai dengan sekolah
lanjutan "bermanfaat bagi pembinaan ketrampilan berbahasa bagi
anak didik". Meskipun dicatat pula bahwa "sebagian peserta
meragukan adanya manfaat tersebut". pendapat seperti itu
mencerminkan naiknya semangat terhadap bahasa daerah di kalangan
para ahli. Dan minggu ini, sejak 13 Oktober s/d 17 Oktober,
sebuah seminar khusus diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembang Bahasa Dep. P & K, membahas "Pegembangan sastra
daerah". Bulan depan konon masalah bahasa daerah akan
diseminarkan lagi.

; Di luar seminar-seminar, usaha untuk bahasa daerah bukannya tak
ada. Usaha itu terkadang terasa hanya bersifat defensif, sekedar
reaksi menghadapi proses "Indonesianisasi" di bidang bahasa di
masyarakat daerah. Tapi tak jarang pula yang berlangsung mantap
karena kebutuhan obyektif. Maka adalah majalah berbahasa Jawa
yang lama usia seerti Penyebar Semangat di Surabaya. Dan di
Jakarta, sastrawan bahasa Jawa Susilomurti memimpin Kumandang,
dau merencanakan menerbitkan majalah untuk bahasa Madura dan
bahasa Jawa dialek Osing yang dipakai di daerah Banyuwangi --
daerahnya Emilia Contessa yang kalau menyanyi lagu poy Osing
lebih baik ketimbang kalau nyanyi Inggeris. Di Jawa Barat, di
mana orang nampaknya selalu memerlukan majalah, Mangle menginjak
tahun ke XVIII sebagai mingguan, di samping ada Hanjuang dan
Gondewa. Tak boleh lupa: koran mingguan yang sudah 20 tahun,
Kudjang, yang meskipun akhir-akhir ini isinya kebanyakan kutipan
koran, wibawanya masih cukup kuat di kalangan orang tua - berkat
bimbingan R. Ema Bratakoesoema, seorang pejuang kemerdekaan yang
terus ke dunia pers. Jawa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…