BASWEDAN, PEMBERONTAK ITU

Edisi: 41/05 / Tanggal : 1975-12-13 / Halaman : 34 / Rubrik : TK / Penulis :


SINAIR mata itu masih belum tunduk. Dia masih belum mau
mengalah kepada umur yang meningkat tua", tulis Hamka dalam
majalah Panji Masyarakat setahun lewat. Dan setahun kemudian
gambaran itu masih terbukti. Dua minggu selepas Lebaran, pagi
itu gerimis. Tapi "pemberontak" tua 67 tahun itu, di rumahnya
jalan Taman Yuwono Yogya, tampak segar. Ia sudah botak memang,
rambutnya pun tinggal menipis. Gigi banyak yang tanggal. Tapi
sakit gula dan jantung tampaknya tak mampu menghambat semangat
hidupnya. Ia jelas dalam menguraikan pikirannya. Nada suaranya
keras dan kalimat-kalimatnya tak mudah diinterupsi.

; Orang memanggilnya pak Baswedan teman-teman seperjuangannya
biasa menyebut AR atau A.R. Baswedan. Lengkapnya Abdul Rahman
Awad Baswedan. Memanfaatkan masa tua dengan baca buku dan
jalan-cepat sesudah subuh, ia masih aktif di sana-sini. Ketua
Dewan Da'wah Islamiyah perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta ini
masih sempat pula mengasuh Badan Koordinasi Pengajian Anak-anak
(BAKOPA) atau Ikatan Khotib. Bahkan awal tahun 60-an dulu
memberanikan diri mendampingi Teater Muslim memeutaskan Iblis,
drama tentang Nabi Ibrahim. Mementaskan sandiwara tentang Nabi,
masih dianggap tabu oleh sementara kalangan umat Islam.
"Pengarang Muhammad Diponegro bertahan dari segi kesenian, saya
mendampinginya dari sudut agama". katanya.

; Anak bungsunya, Samhari -- kini tingkat II Fakultas Kedokteran
Gama ketika itu memerankan tokoh Ismail anak Ibrahim Baswedan
juga pernah menulis sandiwara, Woman Emancipation, 1941.
Sementara anak-anak perempuan-(apalagi peranakan Arab) masih
tabu naik pentas, ketika itu puteri Baswedan tampil pegang
peran dirias oleh H. Muthar bekas Dubes di Vatikan dan kini
Irjen Deplu. Ia memang suka kesenian. Sekarang pun masih
menggesek biola, sementara si bungsu main gitar. "Telinga saya
bisa menerima banyak irama: Indonesia, Jepang, Tionghoa, Arab
Bali, Jawa. Bahkan bisa membedakan tari atau gamelan gaya Sala
dan Yogya", ujarnya pula. Anak pedagang kaya yang suka membaca
sejak muda sekarang lagi asyik dengan buku Al Aqlul Arabi
Al-Hadiets (Pikiran-pikiran Arab Modern).

; Tiga tahun lalu kakek ini (anak 11 cucu 45) bahan masih sempat
kuliah di Fakultas Adab (Sastra) IAIN Yogya. "Tapi tidak saya
lanjutkan, sebab guru besar dari Mesir yang saya kira ahli
sastra ternyata ahli agama". Baswedan memang mempelajari sastra
Arab. Dulu (sekarang pun kadang masih) ia suka menulis sajak-
tentu saja dengan gaya lama --- dengan nama samaran Ibn Hani
Al-Indonesia, diilhami oleh nama pujangga Arab terkenal Ibn
Hani Al-Andalusi.

; Sekarang, ada satu hal yang Baswedan sesalkan. Menurut dia,
perjuangan PAI (Partai Arab Indonesia) tak pernah disebut
'dalam buku-buku sejarah nasional. Sebaliknya malah penulis
Belanda Dr. J.M. Pluvier dalam disrtasi Universitas Amsterdam
1953 berjudul Overicht van de Otwikkeling er Natioalistische
Beweging in Indonesie in de Jaren 1930 tot 1942 ada menyebut.
"de strijdbare PAI", PAI yang berjuang. Sementara itu harian
Suara Merdeka. Semarang, menurunkan tajuk rencana (17 Oktober
19733): "Kita Akui Sumbangan PAI Dalam Perjuangan Nasional".
Tentu dengan alasan sama pula Sudiro, ketua Yayasan
Gedung-gedung Bersejarah, tahun kemarin minta Baswe- dan menulis
perjuangan PAI untuk buku 45 Tahun Sumpah Pemuda.

; TEMPO: Jadi apa kaitan PAI dengan Sumpah Pemuda?

; Jawab: 41 tahun yang lalu, tepatna 4 Oktober 1934, saya
kumpulkan pemuda-pemula peranakan Arab yang berpikiran maju di
Semarang. Di situlah sebagai kelanjutan Sumpah Pemuda 6 tahun
sebelumnya, tercetus Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab: (1)
Tanah air peranakan Arab adalah Indnesia (2) Karenanya harus
meninggalkan kehidupan isolasi, menyendiri, menggolong (3)
Memenuhi kewajibannya terhadap tanah air…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21

Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…

P
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14

Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…

A
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28

Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.