"INI DIA BOMBER KITA ..."

Edisi: 07/06 / Tanggal : 1976-04-17 / Halaman : 30 / Rubrik : TK / Penulis :


TUBUHNYA subur, Gembrot. Tingginya tak lebih dari 155
sentimeter. Beratnya pun selalu di atas 70 kilogram. Masuk akal
kalau Laksamana Muda TNI A. Wiriadinata (sekarang Wagub DKI
Jaya- ketika itu komandan Kopasgat) sampai nyeletuk "ini dia
bomber kita" -- setiap kali si gendut muncul di pentas menghibur
keluarga TNI-AU Bandung, 1960. Bomber atau B-29 adalah jenis
pesawat pembom terbesar saat itu. Maka sekalipun nama aslinya
Suratmi, sejak itu orang lebih suka memanggilnya dengan Ratmi
B-29. "Waktu masih muda dulu saya tidak segede ini lho mas",
kata generasi pertama wanita pelawak ini yang 16 Januari lalu
genap 44 tahun.

; Kegembrotan seperti itu justru memberi manfaat baginya. "Saya
melawak justru setelah badan saya berubah", tambahnya. Nah.
Tidak seperti wanita-wanita lain, ia tak ingin keluar-masuk
salon-salon kecantikan, misalnya untuk melangsingkan tubuh.
Mengaku tak kuat membayar ongkosnya, lebih dari itu "saya sadar
bahwa jatah tubuh saya memang sebegini. Bagi orang lain mungkin
tak berguna. Kalau saya ini bukan pelawak, dengan tubuh segini
sebagai wanita boleh jadi minder". Sehari-hari ia juga tidak
mencoba bergerak badan secara khusus. Atau mencangkul, menanam
cabai atau tomat seperti ketika masih gadis di Bandung, tempat
kelahirannya dulu.

; Dalam hal makan, ia tak mengenal pantangan. Nasi secukupnya,
tapi dengan lauk-pauk, selalu banyak. Buah-buahan kurang suka.
Untunglah, "gemuknya bukan gemuk penyakit", kata dokter Que
langganannya. Meski begitu toh ia pernah dikasih tablet
pengurang nafsu makan, antara lain untuk menurunkan kadar darah
tingginya. Memang, wanita gemuk ini bukannya tak mempan
penyakit. Selama 2 bulan terakhir ini ia terserang flu. Untung
tak ada acara pertunjukan. Tapi awal Maret lalu sudah melawak
lagi depan peserta rapat kerja Dirjen Kehutanan. Malah 20 Maret
kemarin muncul bersama Bagyo, Ateng dan Iskak dalam parade badut
di Semarang.

; Badutan Spontan

; Ia memang cukup laris. Sebulan rata-rata mengisi 3 acara, bulan
Agustus biasanya paling padat untuk menyambut ulang-tahun
Proklamasi. Naik pentas Ia tidak sendirian. Sejak 3 tahun
belakangan ini selalu bersama Slamet Harto (letnan Polri) dan
Bendot (letnan TNI-AD Bebas Tugas). Dalam kio ini "semua ya
anggota ya pimpinan". Tapi kalau sedang main, salah seorang
bertindak (katakanlah sutradara). Itu pun tidak selalu tetap
orangnya. Biasanya siapa saja, yang kebetulan memerankan tokoh
utama. Dan seperti halnya kesenian tradisi yang spontan, mereka
pun tak pernah menggunakan naskah tertulis. Masing-masing
berusaha menyusun ceritanya. "Kadang-kadang ide lakon itu baru
kita sepakati bersama beberapa saat sebelum naik pentas. Cukup
pokok-pokoknya saja, selebihya ya badutan secara spontan.
Ancar-ancarnya bisa saja dibikin sejak dari rumah atau beberapa
hari sebelumnya. Yang terang lawakan yang spontan itu seringkali
muncul justru pada saat sedang main", tutur Ratmi dua pekan
lewat di rumahnya Jalan Slamet Riyadi Gang Sudimampir 54
Jatinegara.

; Membadut sejak 1955, Ratmi lebih duluan muncul dari pada dua
rekannya yang lain. Slamet Harto dan Bendot baru melawak
belakangan, karena dulu karirnya terbatas oleh kesibukan sebagai
anggota ABRI. Tahun 1955 itu Ratmi tergabung dalam grup wayang
orang Trinnggal di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21

Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…

P
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14

Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…

A
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28

Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.