Peta Narkotika Di Muara Rokan

Edisi: 25/06 / Tanggal : 1976-08-21 / Halaman : 12 / Rubrik : KRI / Penulis :


DUA Juni 1976 merupakan hari naas bagi para pengidap dan pengedar narkotika di Bagan Siapiapi dan kawasan sekitarnya. Hari itu, jarijari Gurita I di bawah pimpinan Letkol Polisi JJ Van Leun mulai menggaet mereka satu persatu. "Sejak jam 8 pagi semua jalan utama di Bagan Siapi-api diblokir" cerita seorang penduduk di sana. Ini adalah gebrakan pertama dari team yang dikirim Mabak ke kota kecamatan di muara Sungai Rokan itu. Tak kurang dari 24 orang yang dicurigai sebagai penjahat-penjahat narkotika diseret. Setelah diproses beberapa waktu di kantor KPLP, sebagai markas sementara team operasi itu, beberapa hari kemudian mereka segera diboyong ke Pekanbaru dan kemudian diteruskan ke Jakarta.

Gelombang ke II dilakukan pada 20 Juni dan menangkap lagi sekitar 10 orang. Begitulah, setelah beberapa kali gebrakan, tercatat sekitar 45 orang berhasil dijaring. Tentu bukan dari Bagan Siapi-api saja. Beberapa kawasan lain seperti Penipahan, Pulang Halang, Sinaboi, dan lain-lain ikut disergap Gurita. Tampaknya, operasi itu qdalah suatu tindakan kejutan. Sebab ternyata, sampai pada hari D-Daynya boleh dihitung dengan jari pihak-pihak yang mengetahui kalau bakal ada suatu kegiatan melancarkan perang total terhadap para penjahat narkotika di sana. Sehingga, pendadakan itu menyebabkan para tersangka yang sudah tercatat dalam informasi dan daftar-hitam tak sempat membuat langkah seribu. Tak usah orang awam, konon para pejabat setempat pun banyak yang kaget. Tak heran kalau sampai saat ini banyak yang tak tahu menahu apa yang konon telah terjadi. Mereka cuma bengong dan melihat saja segala kejadian itu berlalu di hadapan mereka.

Menggigit Tulang

Operasi kilat team Gurita I ini, kemudian serta merta menjadikan kawasan di pantai timur Sumatera itu menjadi pusat perhatian, apalagi ketika itu masalah narkotika menjadi pusat pembicaraan hangat. Sehingga timbul berbagai tanda tanya: Mengapa Bagan Siapiapi yang jadi sasaran utama? Sebab sepanjang pendengaran orang belum pernah ada dikabarkan suatu usaha penyelundupan narkotika yang cukup besar di daerah itu. Paling-paling hanya ratusan gram candu atau morfin. Malahan kalau dibandingkan dengan kisah Tanjung Pinang misalnya, maka tentu kalah hebat. Sebab di ibu kota Kep. Riau itu, dua tiga tahun lalu pernah terjadi usaha penyelundupan narkotika dalam jumlah yang mengejutkan. Tak kurang dari 56 kg candu dan morfin dari Singapura hampir saja lolos kalau tak cepat disergap pihak Sional Sambu. Kemudian, sekitar 20 kg candu yang diboyong dengan ferry yang kebetulan sedang membawa rombongan seorang perwira tinggi. Sungguh berani usaha penyelundupan itu dan boleh jadi merupakan angka penyelundupan narkotika yang terbesar yang pernah dicoba diloloskan di Indonesia. Tapi mengapa justru di Kep. Riau sendiri, hanya ada operasi kecil-kecilan yang rutin saja?

Memang belum ada tanggapan resmi perihal ini. Namun bagi yang mengikuti kehidupan narkotika di Riau terutama, maka kedudukan Bagan Siapi-api sebagai salah satu pusat perdagangan dan penyebaran narkotika, memang bukan cerita baru. Hampir dapat dikatakan merupakan suatu rangkaian kisah jatuh bangunnya kota nelayan terbesar di Indonesia itu sendiri. Setidaknya, sejak kota itu menjadi pusat perikanan dengan ribuan orang nelayan yang setiap sore mulai turun ke laut, menerjang…

Keywords: NarkotikaOperasi GuritaJJ Van LeunSional SambuWidodo BudidarmoMT Lumban Gaol SHM. SiddikA mengA BunLiem E MiAng Ban DiTya Ah loi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…