Kemana Beras Samosir ?
Edisi: 27/06 / Tanggal : 1976-09-04 / Halaman : 35 / Rubrik : KRI / Penulis :
JONI Samosir, 42 tahun, sehari-hari hidup sebagai petani di Kampung Parsaoran Simangalam, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu di bagian belakang daerah Sumatera Timur. Karena hasil pertanian tak mencukupi, untuk menghidupi keluarganya, lelaki setengah tua itu berusaha pula sebagai agen menjual padi. Padi hasil kampung itu dijualnya ke lain daerah, tapi pekerjaan ini hanya dilakukan Samosir ketika musim panen.
Pada masa panen awal tahun ini, persisnya 15 Pebruari 1976, Samosir ada memiliki 22 goni beras atau lebih kurang 2 ton. Beras ini berasal dari tiga orang petani sekampung: 13 goni dari F. Siahagan, 5 dari Saut Aruan dan 4 dari Sihombing. Bahan pangan itu belum dibayarnya tunai. Masih terhutang Rp 16 ribu kepada Siahagan dan Rp 3 ribu pada Saut Aruan.
Mujur bagi Samosir. Hari itu juga datanglah calon pembeli, yang kebetulan momang sudah pernah berurusan dengan Samosir. Seorang bernama SP pemilik sebuah kilang padi di kampung Pon, Tebing tinggi Deli (80 km di selatan Medan) dan temannya, JN. Kedua pihak, singkat cerita, memperoleh kesepakatan bahwa beras milik Samosir akan dibawa ke Tebingtinggi, dan pembayaran akan dilakukan di kota Aek Kanopan, sebuah kota kecil sekitar 10 km dari kampung mereka.
F & S
Dengan sebuah mobil prah, beras tadi diangkut ke Aek Kanopan sekitar jam 00.00, dan besok subuhnya baru diangkut dengan bis menuju ke Tebing. Dalam kendaraan itu, selain Samosir, turut pula Siahagan beserta kedua calon pembeli tadi. Lebih kurang pukul 4 dinihari mereka tiba di Aek Kanopan. Biasanya bis terpagi berangkat pukul 5.30. Menunggu waktu itu Samosir dan Siahagan pergi minum kopi ke sebuah lepau, sementara beras tersebut dibiarkan saja menumpuk di pinggir jalan, ditunggui SP dan JN.
Sekitar satu jam kemudian, Joni dan Siahagan kembali, tapi mereka tak menemui beras mereka di tempat semula. Sibuklah keduanya mencari barang tersebut di seputar kota kecil itu. Namun sia-sia. Sampai jam 07.00 kedua orang ini masih terus dalam kebingungan. Untunglah tiba-tiba muncul suatu pemikiran di benak Samosir. Kali ini mereka merazia kedai-kedai beras di pasar Aek Kanopan. Betul dugaan Samosir, di kedai beras milik Dj. Siagian terlihat tumpukan beras dalam goni. Goni beras itu mereka periksa, dan segera F. Siallagan megenalinya karena goni itu sebahagian bermerek F dan sebahagian lagi bermerek S.…
Keywords: Sumatera Utara, Beras, Joni Samosir, F. Siallagan, Dj.Siagian, A. Nasution, Lettu N Sipayung, Abdullah Siregar, R. Sitorus, Nurdin Latif BA, B. Siahaan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…