"bunuhlah Anjing Yang Jatuh Dalam...

Edisi: 34/04 / Tanggal : 1976-10-23 / Halaman : 09 / Rubrik : LN / Penulis :

TANDA pertama pergolakan politik di daratan itu terlihat pada hari Sabtu, 9 Oktober, tepat sebulan setelah Ketua Mao menghembuskan nafas terakhir . Di Peking hari itu muncul poster-poster dinding yang menyebut Perdana Menteri Hua Kuo-feng sebagai ketua partai. Tigahari kemudian, serangkaian poster dinding muncul pula dengan soal baru: seruan kepada rakyat Cina untuk mendukung persatuan rakyat dengan tentara. "Kekuatan apa, di sorga mau pun di dunia, yang bisa mengalahkan persatuan rakyat dengan tentara?", begitu antara lain isi poster tersebut.

Pada hari yang sama, Hua Kuo-feng muncul dengan meyakinkan di lapangan Peking ketika menyambut Perdana Menteri Papua Nugini, Michael Somare. Berlainan dari biasanya, dalam perjalanan lari lapangan terbang ke kota, Hua Kuoleng tidak sekendaraan dengan tamuya. Adalah wakil Perdana Menteri Li Hsien-nien yang semobil dengan Somare. Dan kejadian ini ditafsirkan sebagai bukti bahwa Hua memang telah menjadi ketua partai dan Li yang menggantikanya sebagai perdana menteri.

Beberapa jam setelah upacara peyambutan Somare Selasa pekan silam, pengumuman resmi pengangkatan Hua liuo-feng sebagai pengganti Mao, disiarkan secara resmi. Juru bicara yang mengumumkan berita penting itu menjelaskan alasan bagi keterlambatan pengumuman tersebut. "Keputusan itu harus terlebih dahulu disebarkan ke seluruh unit di dalam negeri", katanya. Konon hal tersebut untuk mencegah terjadinya kegoncangan politik. Pada jamuan makan yang diberikan oleh pemerintah Cina, para wartawan mendapat penjelasan…

Keywords: RRC, Mao Tse-tung, Hua Kuo-feng, Michael Somare, Li Hsien-nien, Hua liuo-feng, Chiang Ching, Wang Hungwen, Yao Wen-yuan, Chang Chungchiao, Hsin Hua, Teng Hsiao-ping, Nigel Wade, 

---

Foto Terkait