Pada Mulanya Penjual Obat Di Senen
Edisi: 15/08 / Tanggal : 1978-06-10 / Halaman : 30 / Rubrik : ILS / Penulis :
BULAN lalu, Gedung Kebangkitan Nasional (Jakarta) penuh hingar oleh teriakan lebih dari 100 orang "tukang pidato". Ada 128 peminat untuk memeriahkan Pekan Pidato Kesadaran Nasional ke-II, 6 orang di antaranya diminta untuk "memperbaiki" naskah yang mereka serahkan kepada panitya. Hanya 2 orang yang memenuhi permintaan tersebut dan 4 lainnya, enggan memenuhinya. Artinya yang 4 ini di-w.o., kalau seumpamanya dia mau bertanding tinju.
Naskah-naskah yang dianggap tidak memenuhi syarat itu dianggap "menyimpang dari thema yang ditentukan panitya." Empat naskah yang pembuatnya tidak muncul lagi misalnya, penuh berisi nada putus asa akan keadaan dewasa ini dan juga dikarenakan mereka ini tidak setuju kalau generasi muda harus mewarisi nilai-nilai perjoangan '45, "karena generasi pewarisnya sudah bobrok." Wakil Presiden Adam Malik yang membuka Pekan Lomba Pidato ini memang ada menandaskan bahwa "tidak semua pidato bermanfaat bagi masyarakat." Tambahnya lagi, pidato yang berguna ialah yang berisi pandangan baru bagi pendengarnya dan jelas ada hubungannya dengan masalah yang sedang hidup dalam masyarakat.
Namun begitu, lomba pidato di Gedung Kebangkitan Nasional memang tidak sama dengan salah satu sudut di Hyde Park, Kota London, di mana orang bebas berbicara apa saja. Di sana modalnya cuma sebuah kotak sabun untuk dijadikan podium, suara lantang dan penonton (kalau ada), siapapun boleh memaki-maki Perdana Menteri atau anggota Parlemen yang mana saja.
Tukang Jual Obat
Peserta yang mempunyai nyali memamerkan lagak dan suaranya di Gedung Kebangkitan Nasional ini, terdiri dari berbagai profesi. Juga beragam usia. Ada karyawan sebuah departemen, pembawa acara sebuah klab malam, sampai yang jadi dokterpun ingin menguji kebolehannya dalam hal berpidato. Lebih dari 60% peserta secara berapi-api mengenang Hari Kebangkitan Nasional dan organisasi politik lainnya sampai masa Indonesia merdeka, 1945. Sedikit saja yang bicara soal masa kini dan masa mendatang.…
Keywords: Adam Malik, Christianto Wibisono, Ali Murtopo, Armein Kelana, Anas Malik, Ika Mustikawati Masyrab, Mualim Ahmad, M. Nur Amin, Dr. Sutomo, Ibnu Chaldun, Asmat Sumarsido, 
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…