Menghadapi Pembangkang Islam ...
Edisi: 21/08 / Tanggal : 1978-07-22 / Halaman : 10 / Rubrik : LN / Penulis :
TANGGAL 8 Juli yang lalu, Kerajaan Malaysia melangsungkan pemilu untuk tingkat nasional dan negara bagian. Peristiwa politik itu menjadi amat menarik karena ia merupakan pemilu pertama yang diadakan sejak Datuk Hussein Onn mengambil alih jabatan perdana menteri setelah Tun Razak secara mendadak meninggal dunia Januari 1976. Wartawan TEMPO, Harun Musawa mengikuti dari dekat jalannya pemilu itu. Berikut ini adalah laporannya.
Di halaman sebuah rumah panggung kayu khas Melayu, di pinggir kota Alor Star, ibukota Kedah, berkumpullah puluhan orang mendengarkan pidato. Banyak di antara mereka penyadap getah karet. Acaranya, mereka sebut saja: ceramah politik! Ketika lewat serombongan orang bermobil, dengan pengeras suara seolah-olah sengaja diarahkan ke telinga rombongan yang lalu itu, penceramah yang banyak mengutip ayat Quran itu makin mengeraskan suaranya. Menengok ke arah mobil-mobil lewat itu, ia berkata: "Lihatlah, anak Yahudi itu sedang berlalu ke mari!"
Siapakah gerangan yang disebut "anak Yahudi" bermobil menyusuri jalan utara Semenanjung Melayu itu? Tak lain dari Datuk Sri dr Mahathir Mohammed, Wakil Perdana Menteri yang sedang menjelajah Negeri Kedah dalam rangka kampanye.
"Nah, mereka menuduh saya anak Yahudi. Dan sebagian lagi malah mengkafirkan saya pula," kata Mahathir anak Kedah itu, dengan tenang. Sebab bukan hanya dia seorang yang kena caci-maki pidato kampanye partai oposisi. Bahkan Perdana Menteri Hussein Onn sendiri tak luput dari serangan secara pribadi. Dengarlah apa kata penceramah Partai Islam sa Tanah Melayu (PAS) di Sungai Way, Negeri Selangor. "Onn (diejanya dengan Ong) itu seorang yang tak tahu membalas budi kepada partai yang telah menanam budi kepada almarhum ayahnya."
Konon, mendiang ayah Hussein Onn telah disokong oleh PAS ketika merebut kursi parlemen di Johor. Dan kini begitu tuduhan PAS, Hussein Onn lah yang bertanggungjawab atas kehancuran partai Islam di Kelantan 11 Maret lalu. "Entah apa yang ada dalam isi kepala Onn itu," kata Subki Latief, si penceramah.
Setelah puas mencaci-maki pimpinan nasional mereka, dalam kampanye selama dua minggu menjelang pilihan raya umum atau pemilu 8 Juli lalu, penceramah boleh turun dari mimbar, pulang ke rumah dan tidur dengan tenang. Tentara dan polisi, yang menjaga ketertiban, tidak menghadang mereka dengan tuduhan telah menghina kepala negara.
"Penghinaan di sini memang urusan sipil. Bukan perkara yang harus diurus oleh tentara atau polisi kerajaan," kata Datuk Mahathir. Kalau para pemimpin nasional merasa terhina oleh kecaman kontestan, "secara pribadi kami boleh mendakwa mereka ke mahkamah pengadilan." Namun, hingga pemilu berakhir, menurut Wakil Perdana Menteri itu, tak ada seorang penceramah yang menghina penjabat kerajaan diperkarakan.
Memang sebuah pemilu yang menarik. Meski rapat umum dilarang, kampanye tetap tidak dihalangi. Makanya jalan-jalan di seluruh semenanjung kotor oleh berbagai macam poster. Rakyat disuguhi gambar…
Keywords: Datuk Hussein Onn, Tun Razak, Datuk Sri dr Mahathir Mohammed, PAS, Subki Latief, Hasan Adli, Datuk Asri bin Haji Muda, Lim Kit Siang, Tengku Abdulrahman, Datuk Shahabuddin, Datuk Lee San Choon, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…