Drama Kamar
Edisi: 35/08 / Tanggal : 1978-10-28 / Halaman : 37 / Rubrik : TER / Penulis :
SATRIA, seorang pengukir kayu dan bekas pelukis, bersikap bagai Prabu Yudistira yang bijaksana dan besar jiwa. Martinah isterinya, ia persilakan bercinta dengan Asmo, kawannya yang penyair -- semata-mata karena yang terakhir ini membantu hampir sepenuhnya ekonomi keluarga mereka yang berantakan. Sang isteri meskipun tetap berusaha setia melaksanakan janji cinta, harus berjujur hati pula terhadap proses hubungannya dengan Asmo -- apalagi suaminya menyiram api cinta.
Demikianlah bertempat di Art Gallery Senisono, Yogya, 4 dan 5 Oktober, drama Sebuah Jalan Ke Kutub dimulai oleh sikap dingin Asmo. Di rumah yang setengah berantakan dan buram, ia mengukir kayu, memainkan alat pahatan, tak-tok-tak-tok yang iramanya sama sekali tidak menyembunyikan kenyataan bahwa sebenarnya ada sekam yang membara di balik sikap dingin dan 'bijaksana'.
Seluruh lakon memang berusaha menekan sejauh mungkin emosi. Genthong Hariono Seloali, pengarang dan sutradara, memaksudkan ini untuk konsep teaternya.…
Keywords: Emba Ainun Nadjib, Art Gallery Senisono, Satria, Prabu Yudistira, Martinah, Asmo, Genthong Hariono Seloali, Untung Basuki, Fadjar Suharno, Nining Sulasdhi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…