PANTAI ASAHAN, REZEKI & PENGGUNDULAN

Edisi: 38/08 / Tanggal : 1978-11-18 / Halaman : 41 / Rubrik : SD / Penulis :


HUTAN Untuk Rakyat" yang menjadi semboyan Kongres Kehutanan
Sedunia Ke-8 di Jakarta Oktober yang lalu, sebenarnya hanya
mengulangi semboyan pemburu kayu di Tanjung Balai, Asahan,
Sumatera Utara. Hanya saja hasilnya bertolak-belakang. Kalau
kongres ini bermaksud untuk menjaga kelestarian hutan. Di
Tanjung Balai semboyan itu membuat hutan hampir amblas.

; Pantai Kabupaten Asahan merentang sepanjang 102 km. Sebagian
besar merupakan hutan dan belukar yang ditumbuhi bakau,
lenggade, barus atau nirih. Kayu-kayuan itu semuanya disebut
kayu laut. Cirinya keras dan liat, sulit dipotong dengan alat
yang kurang tajam. Bila pasang naik pantai yang landai itu
dikekep air laut, hutan itu tenggelam. Sesudah surut kelihatan
dalam lumpur sebatas lutut sampai pinggang hamparan kayu laut
yang diburu oleh penduduk sebagai sumber hidup mereka. Di
situlah tergantung periuk nasi Maksum bersama isteri dan 6 orang
anaknya.

; Korban Pukat Harimau

; Maksum (45 tahun), penduduk Kampung Baru pada mulanya adalah
nelayan - ambai -- sejenis nelayan yang bekerja dengan peralatan
tradisionil. Tetapi sesudah armada "Pukat Harimau" menguras
habis-habisan isi laut, sumber hidup itu menjadi ciut. "Mana
mungkin kami bisa bertarung dengan pukat celaka itu," ujar
Maksum kepada Amran Nasution dari TEMPO. Dengan tak fikir
panjang ditinggalkannya laut, ia lari ke darat. Sejak tahun 1970
ia banting haluan menjadi pemburu kayu di sekitar pantai Bagan
Asahan.

; Untuk sementara kayu menyelamatkan hidup keluarga Maksum.
Hindun, isterinya yang berusia 30 tahun, selama 5 hari dalam
seminggu tampak mendampingi di atas sampan, melintasi Kuala
Sungai Asahan, mencari kayu. Kayukayuan yang sebesar betis kaki
itu ditumpuk di rumah karena terlebih dahulu harus disiangi.
Selama 3 hari 2 orang anak Maksum ikut sibuk. Kayu-kayu itu
dikuliti, dibelah, kemudian diikat dengan tali dari daun nipah
dan rumbia. Pukul rata, selama 8 hari kerja, tak kurang dari
1000 ikat kayu yang dihasilkan. Setiap ikat terdiri dari 5
batang kayu sebesar jempol dengan panjang sejengkal. Satu ikat
dijual dengan harga Rp 6 (enam rupiah). "Menjualnya tak sulit,"
kata Maksum, "tinggal ditolak kan saja secara borongan kepada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…