Yatinem Di Kebun Kelapa Sawit
Edisi: 11/07 / Tanggal : 1977-05-14 / Halaman : 15 / Rubrik : KRI / Penulis :
"BAGAIMANA pun anak bapak sudah rusak. Buat apa ribut-ribut mengadu ke sana ke mari?" Lalu segumpal uang, Rp 30 ribu. disodorkan: "Untuk biaya pengobatan".
Hajari, bapak anak yang sudah dianggap 'rusak' tadi, sebenarnya hendak menolak uang "biaya pengobatan" itu. Tapi kepala kampung Sentang di wilayah kabupaten Asahan bernana Blinding. memaksa untuk menerimanya juga. Akhirnya, dengan berat hati, uang diterima berikut harus menandatangani sebuah surat pernyataan. Isinya antara lain tidak akan membuat pengaduan apapun kepada yang berwajib, sehubungan dengan tuduhan perkosaan terhadap anak gadisnya, Yatinem, oleh tiga orang pemuda cilik sekampungnya pada tanggal 20 Maret malam lalu.
Perkara, mula-mula tampaknya akan habis begitu saja. Tapi seorang pemuda lain, Kartimin tunangannya Yatinem ternyata menyatakan keberatannya atas jalan perdamaiannya yang ditempuh calon mertuanya dengan pihak tertuduh yang diperantarai kepala kampung."Muka kita sudah dicoreng", desak Katimin. Maka perkara tidak habis begitu saja. Hajari mengerti perasaan si calon menantu. Maka, pertengahan April lalu, mereka berangkat ke kantor Kejaksaan Negeri di Kisaran…
Keywords: Perkosaan, Sentang, Asahan, Blinding, Hajari, Yatinem, Kartimin, Sugita, Sumiem, Oon Subandria Atmajaya SH, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…