Di Bosnia, Mujahidin Mengubah Perang

Edisi: 33/22 / Tanggal : 1992-10-17 / Halaman : 68 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Muryadi, Wahyu


BANDARA Split, awal Oktober. Tiba-tiba lelaki berjenggot itu membentak
ketika seorang juru foto dari Jerman membidiknya. Dan orang itu tak cuma
marah, juga mengancam. Lelaki berjenggot itu memang seorang mujahidin,
pejuang Islam, yang akan segera terjun ke Bosnia.

; Itulah yang pertama saya saksikan di Split, salah satu kota pelabuhan
Republik Kroasia. Kota yang pada saat perang Kroasia-Serbia mencapai
puncaknya, September tahun lalu, menjadi salah satu pintu bagi orang Kroasia
untuk mengungsi lewat Laut Adriatik, menuju Italia atau negara Eropa lainnya.
Kota pelabuhan yang kemudian diblokade oleh kapal-kapal perang Angkatan Laut
Federasi Yugoslavia.

; Dulu, pada zaman sebelum Yugoslavia pecah, Split menjadi kota transit bagi
turis atau pengusaha, bila hendak pergi ke pedalaman selatan Kroasia atau
Bosnia Hercegovina. Transportasi ke Split memang mudah: bisa lewat laut, bisa
pula lewat udara. Kini, pada zaman perang Bosnia-Serbia, Split pun menjadi
kota transit bagi para pejuang muslim dari luar Yugo yang ingin bergabung
dengan pejuang Bosnia. Juga menjadi tempat transit senjata dan makanan.
Singkat kata, Split adalah gudang logistik dan bantaun pasukan untuk Bosnia.

; Dari Split, perbatasan Bosnia memang tinggal kurang dari 50 km di arah timur
laut. Bahkan jarak Split ke Sarajevo, ibu kota Bosnia yang sudah lebih dari
enam bulan dikepung oleh Serbia, tak terhitung jauh: tinggal sekitar 165 km.

; Tapi tak begitu mudah memperoleh informasi langsung dari para mujahidin yang
datang dari negara-negara Islam itu. Mereka, seperti tampak dari sikapnya
ketika mau dipotret wartawan foto Jerman itu, sangat tertutup. Kabarnya,
mereka tak ingin diekspos, khawatir itu akan dimanfaatkan orang Serbia sebagai
bahan informasi. Jadi, berapa persis mujahidin sudah dikirim ke Bosnia, tak
ada informasi yang bisa pas. Koran-koran di Zagreb, ibu kota Kroasia, menduga
jumlahnya 250 sampai 2.000. Tapi bahwa mereka memang ada, itu tak mungkin
dibantah.

; Di Bandara Split, orang-orang berjenggot dan berkulit hitam itu berkeliaran.
Di Hotel Intercon, di kota, hotel tempat saya menginap, mereka juga tampak.
Setidaknya saya sempat menghitung ada lima mujahidin yang tampaknya dari Iran
atau Afghanistan. Menurut kepala perwakilan Bosnia di Zagreb, pada akhir
September saja sudah masuk ke Split sekitar 28 mujahidin yang akan bertugas
sebagai instruktur untuk pejuang Bosnia. "Mereka memang menolong, membantu
kami merebut beberapa kawasan yang sempat dikuasai Serbia," kata Semso
Tankovic, kepala perwakilan Bosnia itu, tanpa merinci kawasan mana saja yang
dikuasai kembali.

; Kejagoan mujahidin baru tergambar setelah saya bertemu seorang pejuang Bosnia
bernama Ridzik Safet. Ia berada di Split karena diberi tugas oleh komandannya
agar mengambil bantuan 100 ton tepung dan minyak goreng…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…