"susu Maut" Di Kisaran

Edisi: 30/07 / Tanggal : 1977-09-24 / Halaman : 15 / Rubrik : LIN / Penulis :


PARA petani ikan mas di sekitar pabrik pengolahan karet PT Uni Royal Kisaran. Sumatera Utara, sedang marah. Mereka marah pada pimpinan pabrik itu yang setiap hari membiarkan cairan sisa amoniak bekas pengawetan getah latex, mengalir ke Sungai Bunut. Ternyata cairan berwarna seputih susu itu meracuni ikan mas penduduk. 

Maka melayanglah sepucuk surat protes ke alamat PT Uni Royal yang ditandatangani 25 petani ikan mas Kisaran. 25 Juli lalu dengan gugatan: Puluhan ribu ikan mas kami mati karena sirum dari PT Uni Royal." Hasilnya? "Mereka anggap sepi protes kami," ujar P. Tampubolon, pemilik tambak ikan mas paling luas di kampung itu (sekitar 2 Ha). 

Tapi Aris Fadilah, manajer pabrik itu membantah. Katanya pada Amran Nasution dari TEMPO. "Sirum yang kami buang ke sungai Bunut itu sudah tidak berbahaya." Pimpinan pabrik sudah memeriksakannya ke laboratorium, dan ternyata kadar amoniak (NH3)-nya tinggal 1,7% sampai 1,9% saja. "Jadi tidak berpengaruh lagi kepada ikan" kesimpulannya. Karena itu setiap hari pabrik terus saja mengalirkan hampir 100 ton cairan bekas pencucian tangki pengolahan getah perca ke sungai Bunut melalui parit selebar 5 meter dan panjang 500 meter. 

Lantas, kalau tidak berbahaya, mengapa ikan pada mati?…

Keywords: Petani IkanTambak IkanPT Uni RoyalAmoniakP. TampubolonAris FadilahKampung RawangZulkarnaen MargolangAnas LubisDr TM Panjaitan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…