Awal Cinta Pada Buaya
Edisi: 42/07 / Tanggal : 1977-12-17 / Halaman : 41 / Rubrik : SD / Penulis :
WAKTU anjing dilemparkan ke angkasa luar dalam pesawat antariksa perkumpulan penyayang binatang di negeri-negeri Barat pada protes. Kalau anjing itu diganti dengan buaya, mungkin dari Indonesia akan ada juga yang protes -- mungkin. Siapa tahu orang yang bernama Lukman Arifin atau Mariono Santoso. Siapakah beliau-beliau ini?
Lukman seorang pawang buaya berusia 57 tahun. Tahun 60-an, ia mengaku, ia memiliki paling tidak 3 ribu ekor buaya sebesar tokek. Sekarang jumlah itu tumbuh susut menjadi sekitar 5 sampai 7 ratus. Tapi di antaranya-ada buaya bernama si Bongkok yang berusia jalan 19 tahun. Sedangkan Mariono, lelaki usia 44 tahun, hanya memiliki sepasang buaya yang kini baru berusia 6 tahun. Kedua orang ini adalah sebagian dari warganegara kita di Jakarta yang memiliki pekerjaan ada-ada.
Pada awalnya, buaya Mariono yang tinggal di Jalan Surabaya itu, juga kecil seperti tokek. Ia mendapatkannya sebagai oleh-oleh dari seorang kawan yang memasuki hutan Palembang. Rasa iseng untuk mendapat jenis binatang yang agak lain -- ia seorang penyayang binatang -- mendadak menjadi rasa sayang, setelah menggauli buaya itu bertahun-tahun.
Reptil yang bentuknya primitif itu pada awalnya hanya disuapi udang dan serangga. Setelah beranjak besar, ia makan 1 Kg bandeng. Lalu Mariono mendapat pelajaran bahwa: binatang itu tidak makan setiap hari, tapi semingu dua kali. "Buaya ini binatang yang anteng (tenang). Dia jinak dengan siapa yang kasih dia makan. Tapi dikasih daging busuk atau sedikit bau saja ia tidak mau, apalagi bangkai."
Perkawinan
Mariono pernah mendapat tawaran dari kebun binatang: menukar kedua buaya itu dengan binatang lain. Tapi Mariono tidak sudi. Entah karena tokek-tokek itu sudah tumbuh dengan pesat: yang jantan panjangnya sudah 3,5 meter, sedang yang betina, 2,5 meter. Harganya bisa menjadi ratusan ribu, kalau dinilal dengan uang.
Mariono memang penasaran juga: setelah 6 tahun merawat, ia ingin tahu bagaimana binatang itu berkembang biak. Menurut buku-buku yang menyibak soal buaya, perkawinan bisa terjadi sesudah buaya berusia 15-20 tahun. Cukup lama juga, tapi penyayang binatang…
Keywords: Pawang Buaya, Peternakan Buaya, Buaya Irian, Alligator, Reptil, Crocodile, Lukman Arifin, Mariono Santoso, Si Bongkok, Hutan Palembang, Linda Djalil, Pegawai PN Gas, Tjie Hwatlong, Bandengan Utara, Taman Buaya, Proyek Otorita Pluit, , 
Artikel Majalah Text Lainnya
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…