Hatta Rajasa: "pelayanan Itu Pekerjaan Seumur Hidup"
Edisi: 38/33 / Tanggal : 2004-11-21 / Halaman : 144 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
IA pengusaha yang banting setir menjadi politisi. Lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 18 Desember 1953, Hatta Rajasa menggondol gelar insinyur perminyakan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Lantas ia dan teman-temannya terjun ke dunia perminyakan.
Sejak 1982 hingga 1999, ia menjabat Direktur Utama PT Arthindo Group. Sebelumnya, 1980-1982, ia tercatat sebagai Wakil Manajer Teknik PT Meta Epsi, sebuah perusahaan pengeboran minyak.
Pada 1999 Hatta memutuskan terjun total ke dunia politik, dan ia menghentikan semua kegiatan usahanya. Ia masuk Partai Amanat Nasional (PAN) dan menjual semua perusahaannya. Selama bergabung dengan partai berlambang matahari terbit itu, ia sempat menjadi ketua departemen sumber daya alam dan energi. Pada masa pemerintahan Megawati, ia dipercaya sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Kini, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta dipercaya sebagai Menteri Perhubungan. "Reformasi kebijakan, peningkatan pelayanan publik, dan good governance, akan menjadi program utama," katanya kepada Nurdin Kalim, F. Dewi Ria Utari, dan fotografer Hendra Suhara dari Tempo, yang menemuinya di kantor Departemen Perhubungan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis pagi pekan lalu. Berikut ini petikan wawancara dengan pencinta musik klasik dan jazz ini.
Menjelang Lebaran ini, Anda banyak melakukan inspeksi mendadak. Yakinkah Anda bahwa langkah itu efektif?
Menurut saya efektif. Karena, melalui inspeksi mendadak, saya menjadi tahu titik-titik lemah yang terjadi di lapangan. Contohnya waktu saya ke pelabuhan penyeberangan Merak, saya menjadi tahu lokasi penyebab munculnya antrean panjang kendaraan yang baru turun dari kapal penyeberangan. Itu karena jalan keluar dari pelabuhan Merak itu banyak persimpangan jalan dan di situ banyak angkutan yang ngetem, sehingga menyebabkan kemacetan.
Nah, saat melakukan inspeksi itu, saya langsung meminta kepada Kapolda Banten untuk memasang kamera CCTV di titik-titik persimpangan itu. Lantas, dari pemeriksaan langsung itu, saya juga menjadi tahu kelemahan pengaturan pintu kereta, juga di pasar tumpah. Dari situlah muncul keputusan. Jadi, kalau tidak dilakukan inspeksi seperti ini, saya tentu tidak akan tahu soal-soal itu. Sehingga, menurut saya inspeksi mendadak itu efektif.
Tapi selama ini rencana inspeksi sering bocor duluan, sudah ditata atau dipersiapkan....
Menurut saya, mau dipersiapkan atau tidak, melalui pemeriksaan mendadak itu kita bisa melihat langsung, sehingga kita bisa memutuskan apa harus segera dilakukan. Jadi, hal itu penting karena saya jadi tahu secara langsung kondisi di lapangan.
Juga soal angkutan Lebaran dan mudik. Kenapa dari tahun ke tahun selalu bermasalah?
Ini bukan persoalan sederhana. Ini adalah suatu mobilitas penduduk dalam waktu relatif…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…