Berenang di Antara Dua Karang

Edisi: 35/33 / Tanggal : 2004-10-31 / Halaman : 114 / Rubrik : ADV / Penulis : , ,


Bagaimana meningkatkan kualitas keamanan tanpa mengebiri demokrasi?

HASBALLAH M. Saad sudah tujuh tahun tak bisa berziarah ke makam ibunya di Aceh. "Bukan karena tidak punya uang, bukan karena tak ada transportasi. Tapi, karena tiadanya rasa aman," kata mantan Menteri Negara Urusan Hak Asasi Manusia itu. "Tanpa keamanan, tidak ada pembangunan, kita tidak bisa hidup."

Hasballah menceritakan perspektif pribadinya tentang keamanan dalam Diskusi Publik "Demokratisasi dan Reformasi Sektor Keamanan" yang digelar Reform Institute, sebuah lembaga kajian, dua pekan lalu di Jakarta. Cerita yang relevan, mengingat keamanan adalah soal yang bisa sangat vital bagi orang per orang.

Ketika merdeka, kata Hasballah yang kini anggota Komnas HAM, orang-orang yang hidup di pulau-pulau bekas jajahan Belanda punya kesepakatan sejarah untuk mendirikan suatu negara bernama Indonesia. "Tujuannya negara adalah melindungi tumpah darah dan melindungi semua warga negara. Namun, ada kecenderungan sekarang ini keamanan negara, keutuhan negara, telah menjadi isu yang terlalu dominan sehingga melupakan keamanan warga negara," kata Hasballah.

Orang-orang di Poso atau Maluku hidup di suatu negara yang berdaulat, tetapi merasa tidak aman berada di rumahnya atau di jalan-jalan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Solusi Untuk Industri Manufaktur
2005-12-25

Krisis telah menggoyang sektor riil, tulang punggung ekonomi kita. saatnya pelaku industri manufaktur berbenah dengan…

C
Citra Keunggulan Telekomunikasi Indonesia Masa Depan
2005-11-27

Memuat 24 transponder standar c-brand untuk memenuhi kebutuhan penyiaran dan komunikasi di indonesia dan beberapa…

7
70 Persen Perusahaan Otobis di Jawa Timur Gunakan Pelumas PERTAMINA
2006-03-26

Pelumas menjadi bagian penting bagi pemeliharaan sebuah kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum. pastinya…