Menuju Keamanan Manusia Seutuhnya

Edisi: 32/33 / Tanggal : 2004-10-10 / Halaman : 80 / Rubrik : ADV / Penulis : , ,

"Human security" menjadi tren wacana global menggantikan pendekatan keamanan militeristik.

2 Juli 2000. Pangkalan Militer Amerika di Okinawa, Jepang. Ribuan orang berdemonstrasi. Mereka datang mewakili berbagai organisasi sipil di Asia. Menentang simbol hegemoni militer, mereka meneriakkan pentingnya pendekatan baru dalam kita melihat dunia selepas Perang Dingin. Mengatasnamakan Forum Internasional untuk Keamanan Rakyat, mereka membacakan Deklarasi Okinawa. Antara lain bunyinya "Kami percaya bahwa keamanan sejati kami sebagai manusia terletak bukan pada struktur kekuatan, militer dan kekuatan ekonomi yang mendominasi kehidupan sehari-hari kami, yang mengeksploitasi serta merusakkan sumber daya alam dan lingkungan."

Deklarasi Okinawa merupakan perlawanan tak hanya terhadap arus globalisasi, tapi juga hegemoni militer. Deklarasi itu menggaungkan konsep tentang "human security" sebagai ganti dari konsep keamanan tradisional yang sekarang diproyeksikan oleh Amerika Serikat dan pemerintahan anti-demokrasi. "Keamanan militeristik adalah justru sumber ketidakamanan kami, keamanan negara bertentangan dengan keamanan rakyat."

Sebagai sebuah konsep, "keamanan manusia seutuhnya" (human security) sudah didiskusikan sejak 1975. Konseptualisasi keamanan di sini telah dibawa lebih luas ketimbang hanya obsesi berlebihan terhadap integritas teritorial dari negara. Konsep ini juga mengedepankan pengakuan terhadap kepedulian pada individu -- hak asasi manusia, kesamaan gender dan harkat sosial minimum. Stabilitas dan kualitas hidup bangsa dan negara terletak pada faktor-faktor yang terkait dengan pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi dan demokrasi ketimbang pada penumpukan senjata…

Keywords: -

---

Foto Terkait