Ansyaad Mbai: Keliru Kalau Hanya Jamaah Islamiyah Saja

Edisi: 33/34 / Tanggal : 2005-10-16 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Rulianto, Agung , Agustina, Widiarsi ,


TERORIS kembali beraksi. Mereka meledakkan bom yang menewaskan 23 orang di Jimbaran dan Kuta, Bali. Tudingan mengarah kepada intelijen yang dianggap kecolongan. Aparat telik sandi dituding tak awas sehingga bom yang terjadi saban akhir tahun ini terulang kembali.

Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbai tak menyanggah. Namun, dia mengingatkan bahwa terorisme itu melawan negara. ”Jadi, semua komponen dan potensi yang dimiliki negara ini harus dikerahkan melawan terorisme,” katanya.

Mantan Kepala Polda Sumatera Utara ini mengakui lembaga yang dipimpinnya tak cukup bertaji. Desk Antiteror memang tidak memiliki kewenangan bertindak sendiri. Mereka bertugas memfasilitasi staf di lingkungan Menko Polkam untuk mengkoordinasi instansi-instansi yang bertanggung jawab dalam pemberantasan terorisme. Desk ini dibentuk 29 November 2002 dan anggotanya dilantik sebulan kemudian oleh Menko Polkam saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka beranggotakan 58 orang: 15 anggota tetap dan 43 anggota tidak tetap. Pembentukannya merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2002 dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2002.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang peran intelijen dan upaya pemerintah melawan terorisme, wartawan Tempo Agung Rulianto dan Widiarsi Agustina mewawancarai Ansyaad Mbai di kantornya, Jumat pekan lalu.

Pagi-pagi Anda sudah menyimpulkan pelaku pengeboman adalah Jamaah Islamiyah. Mengapa?

Mengapa harus terkejut? Mereka ini kan pemain lama. Kita melihat meledakkannya dengan cara bom bunuh diri seperti pada bom Bali I yang memakai rompi. Terorisme saat ini memang berbeda dengan masa lalu. Pada masa lalu, setelah melakukan aksinya, mereka langsung menunjukkan identitas, karena tujuannya menunjukkan eksistensi. Selain itu mereka umumnya memberi peringatan terlebih dulu untuk menghindari banyaknya jatuh korban. Sekarang berbeda sama sekali. Mereka melakukan serangan dengan tujuan untuk tidak diketahui. Target mereka menimbulkan korban sebanyak mungkin.

Dari awal Anda sudah meyakini ini bom bunuh diri. Mengapa?

Dilihat dari kepala yang terpisah dengan kaki. Kita lihat jasadnya: kepala seperti tercabut begitu saja karena dorongan ledakan yang begitu kencang. Pemilik kepala itu merupakan sumber ledakan sehingga bisa dipastikan bom itu ledakannya melayang (terletak di badan pembawa bom). Lalu di titik ledakan tidak ditemukan crater atau bekas ledakan di tanah.

Apakah dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…