SUBSIDI LANGSUNG TUNAI UNTUK KELUARGA MISKIN

Edisi: 31/34 / Tanggal : 2005-10-02 / Halaman : 142 / Rubrik : ADV / Penulis : , ,

SEJAK awal tahun 2005 ini, fluktuasi harga minyak dunia tak pernah stabil. Bahkan secara siginifikan, harga minyak dunia terus membumbung menembus angka US$50 per barel dan sejak Agustus lalu meningkat lagi menjadi US$ 62,30 per barelnya.

Kalangan pengamat perminyakan dunia dan Indonesia, memperkirakan harga minyak ini akan terus meningkat. Mereka bahkan berani memastikan bisa menembus angka US$70 per barel. Fluktuasi dan meningkatnya harga minyak dunia ini, tentu dipengaruhi oleh berbagai sebab. Salah satu yang terkuat adalah kekhawatiran terhadap turunnya cadangan minyak Amerika Serikat sebagai konsumen minyak terbesar dunia dan kestabilan produksi minyak Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar dunia setelah Raja Fahd meninggal dunia.

Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak ini memberikan implikasi yang tak kecil. Setiap kenaikan harga minyak dunia, langsung berimplikasi pada meningkatnya harga pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri. Hal itu menjadi soal, karena pemerintah Indonesia selama ini menjual BBM untuk kebutuhan dalam negeri dengan harga yang disubsidi. Sehingga meningkatnya harga minyak dunia, sama artinya dengan meningkatnya subsidi BBM dalam negeri.

Untuk tahun ini saja, dengan asumsi harga minyak dunia US$54 per barel, angka subsidi yang harus disiapkan pemerintah mencapai Rp 113,7 triliun. Angka ini jelas menjadi lebih besar jika harga minyak dunia, misalnya, bertahan dikisaran harga US$60-US$70 per barelnya seperti yang terjadi dalam bulan September 2005 ini.

Saat ini, harga BBM yang…

Keywords: -

---

Foto Terkait