Subandrio, Setiawan Yang Berakhir Sepi

Edisi: 19/33 / Tanggal : 2004-07-11 / Halaman : 112 / Rubrik : OBI / Penulis : Loebis, Amarzan , ,


Subandrio menjalani alur dramatiknya sendiri yang unik dan kontroversial.

MENJELANG medio 1960-an, bisa dibilang ia merupakan "bayang-bayang Sukarno". Di antara tiga wakil perdana menteri masa itu--dua lainnya J. Leimena dan Chaerul Saleh--dialah yang paling lekat dengan "Pemimpin Besar Revolusi". "Kadang-kadang, di larut malam, aku menelepon seseorang yang dekat denganku seperti Subandrio…," kata Bung Karno, seperti dituturkan kembali oleh Cindy Adams.

"Bandrio, datanglah ke tempat saya, temani saya, ceritakan padaku sesuatu yang ganjil, ceritakanlah suatu lelucon, berceritalah tentang apa saja asal jangan mengenai politik. Dan kalau saya tertidur, maafkanlah," demikian Sukarno bertutur dalam Bung Karno Penyam-bung Lidah Rakyat Indonesia. Bung Karno, pada masa itu, sudah mengalami kesulitan tidur di tengah kesepian Istana Negara--dan intrik politik.

Subandrio--biasa dipanggil Mas Ban--selalu siap mendampingi. Dengan senyumnya yang lebar, penguasaannya atas lima bahasa asing--Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, belakangan Rusia--dan kesabarannya mendengar, Mas Ban mudah memberikan rasa aman pada hari hari melelahkan Bung Karno. Sebagai dokter yang hampir tak pernah berpraktek, ia juga bisa memberikan nasihat-nasihat kecil di tengah keadaan kesehatan Bung Karno yang mulai bermasalah.

Sabtu dini hari pekan lalu, pada sekitar pukul 01.30, setiawan Bung Karno itu dilarikan ke Rumah Sakit Setia Mitra, Jakarta Selatan. Napasnya tersengal. Di sana dokter menyatakan, ia sudah mengembuskan napas sejak di rumah. Jenazah Subandrio disemayamkan di kediamannya di Jalan Ji'an, Cipete, Jakarta…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…