Mengeroyok Corona Di Laboratorium
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-05-02 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
TIGA belas petugas Laboratorium Diagnostik Yayasan Tahija, Yogyakarta, terlihat berhati-hati memeriksa sampel pasien yang dicurigai terinfeksi virus corona, Rabu, 29 April lalu. Mengenakan baju hazmat dan masker, mereka menganalisis spesimen kiriman dari salah satu rumah sakit rujukan. Hasil pemeriksaan sampel akan dikirimkan kembali ke rumah sakit supaya dokter segera bertindak, terutama untuk pasien yang dinyatakan positif corona.
Sebelum memasuki ruang laboratorium, semua petugas harus melewati penapisan suhu dan menjalani pemeriksaan tanda gejala infeksi. Mereka diwanti-wanti untuk selalu mematuhi protokol keselamatan. “Semua anggota staf harus memakai alat pelindung diri lengkap dan melewati prosedur biosafety yang ketat,” kata Eggi Arguni, ketua tim unit diagnostik Laboratorium Diagnostik Yayasan Tahija di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kepada Tempo.
Civitas academica menjadi unsur penting dalam penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Tidak hanya berkutat di kelas, beberapa kampus yang memiliki lembaga riset penyakit menular tropis, seperti UGM; Universitas Airlangga, Surabaya; dan Universitas Indonesia, terjun meneliti dari sisi virologi ataupun kedokterannya. Ada pula inovasi bidang bioinformatika untuk mencari bahan penangkal virus corona hingga potensi membuat vaksin.
UGM mulai memfungsikan Laboratorium Diagnostik Yayasan Tahija untuk memeriksa sampel pasien Covid-19 pada Jumat, 3 April lalu. Setiap hari pukul 07.00-15.00, para petugas di sana mengekstraksi asam ribonukleat—materi genetik virus corona—pada sampel swab dahak yang diambil dari pangkal hidung dan tenggorokan pasien. Dengan metode polymerase chain reaction (PCR), spesimen hasil usapan itu dianalisis untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
Sejak diaktifkan untuk menangani Covid-19, laboratorium tersebut telah memeriksa 610 sampel. Ratusan spesimen itu berasal dari rumah sakit rujukan, antara lain Rumah Sakit Umum Daerah Sleman, RSUD Kota Yogyakarta, RSUD Wates Kulon Progo, Rumah Sakit Panti Rini, PKU Muhammadiyah, dan Santa Elizabeth. Melalui laboratorium ini, hasil diagnosis bisa lebih cepat karena tak perlu lagi menunggu pengujian dari laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Eggi mengatakan laboratorium…
Keywords: Universitas Airlangga | Unair, Universitas Gadjah Mada | UGM, Riset, Universitas Indonesia | UI, IPB, Penelitian Ilmiah, Virus Corona, Covid-19, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…