Manifestasi Covid-19 Makin Bervariasi

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-08-08 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


JUMLAH tenaga medis yang meninggal akibat Covid-19 terus bertambah. Ikatan Dokter Indonesia mencatat hingga Selasa, 4 Agustus lalu, sudah 74 dokter meninggal karena terjangkit penyakit itu, tiga di antaranya dokter paru yang terjun langsung menangani pasien Covid-19. Dokter paru ketiga yang menjadi korban virus corona baru itu adalah Andhika Kesuma Putra. Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Dr G.L. Tobing, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, itu meninggal pada 1 Agustus lalu setelah dua pekan dirawat.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto, dari 1.167 dokter paru di Indonesia, 36 di antaranya positif Covid-19, tiga orang dari mereka meninggal. Padahal para tenaga medis menjalankan protokol kesehatan di dalam rumah sakit. “Ini memberi gambaran bahwa tenaga medis memang potensial terinfeksi,” ujar Agus kepada Tempo, Senin, 27 Juli lalu.
Penanganan Covid-19, kata Agus, sangat dinamis karena para penderitanya menunjukkan gejala awal bervariasi. Bahkan kalangan medis menjuluki penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 ini sebagai “penyakit dengan seribu wajah”. Di rumah-rumah sakit, para dokter terus berjibaku merawat pasien Covid-19 yang kian melonjak jumlahnya. “Saya mendapat informasi kebutuhan ventilator meningkat,” ucap Agus, 45 tahun.
Agus menerima wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi dan Nur Alfiyah, di kantor pusat PDPI, Jakarta Timur. Dokter yang sehari-hari menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta Timur, ini memaparkan bermacam gejala Covid-19, rentannya tenaga medis terinfeksi virus, hingga strategi para dokter menghadapi keterbatasan obat. Wawancara dilengkapi dengan perbincangan lewat pesan WhatsApp pada 4 Agustus lalu.

Sejak pembatasan sosial berskala besar dilonggarkan, jumlah kasus Covid-19 terus melonjak. Bagaimana keadaan di rumah-rumah sakit rujukan?
Perkembangan kasus naik terus. Pada 3 Agustus lalu, para dokter paru memberikan informasi kebutuhan ventilator meningkat. Rumah sakit yang merawat pasien penuh, terutama di daerah yang kasusnya banyak, termasuk rumah-rumah sakit rujukan di Jakarta. Ruang perawatan intensif di Rumah Sakit Persahabatan juga full.
Bagaimana kondisi pasien yang dirawat di RS Persahabatan?
Rata-rata berat karena rumah sakit rujukan. Pasien terbanyak berusia 30-70 tahun. Sebagian besar yang dirawat adalah pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta, sekitar 70 persen. Umumnya diabetes dan hipertensi. Dari total 510 kasus yang terkonfirmasi positif sejak Maret, sekitar 26 persennya meninggal.
Jumlah dokter yang meninggal karena Covid-19 juga terus bertambah. Padahal pemerintah menyatakan pasokan alat pelindung diri (APD) sudah lebih dari cukup. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kami sudah berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia). IDI juga telah membentuk tim yang mengaudit kenapa banyak tenaga medis terinfeksi. Untuk dokter paru saja sampai saat ini ada 36 yang positif Covid-19 dari seluruh 1.167 dokter paru di Indonesia. Tiga orang meninggal. Ini memberi gambaran bahwa tenaga medis memang potensial terinfeksi. Masalahnya, titik-titik terinfeksinya itu di mana. Apakah terinfeksi pasien atau orang lain? Ini harus dianalisis IDI.
Apakah tenaga medis tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat?
Itu salah satu yang sedang dikaji IDI. Kami dan IDI selalu menyampaikan bahwa protokol kesehatan tetap dijalankan di dalam rumah sakit di antara tenaga medis. Mulai pakai masker, menjaga jarak, cuci tangan teratur. Kelihatannya ada missing di situ. Tapi saya belum bisa menyimpulkan karena masih diaudit. Bisa jadi saat makan siang bareng, sambil ngobrol melepas masker, lalu tertular Covid-19.
Seberapa besar risiko yang dihadapi tenaga medis yang merawat pasien Covid-19?
Faktor frekuensi bertemu atau mengunjungi pasien Covid di ruang isolasi berperan besar meski sudah menggunakan APD lengkap. Makin sering berkontak dengan pasien Covid, risikonya lebih tinggi terinfeksi. Karena itu, seharusnya ada pengaturan berapa kali dalam satu bulan seorang tenaga kesehatan dapat berkontak dengan pasien Covid untuk meminimalkan terinfeksi. Di sisi lain, faktor…

Keywords: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dokter spesialisRumah SakitVirus CoronaCovid-19
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…